![]() |
|
|
Rombongan study banding banding Toleransi kehidupan sosial dan Wawasan kebangsaan ke Maroko dan Spanyol, Jumat 1 November 2019, tiba di kota Barcelona, Spanyol. Kota yang sangat tertata rapi dengan kanan kiri diwarnai aneka pepohonan, membuat suasana kota tidak sepanas Kota Jakarta.
Menurut pemandu Tour, Mr. Jony, jika stadion Barcelona tidak dibangun, kemungkinan ekonomi masyarakat Barcelona masih terpuruk. Namun dengan adanya stadion Barcelona, kini masyarakat sangat terbantu.
Kepada penulis dan 20 peserta study banding lainnya yang masing-masing mewakili dari berbagai disiplin ilmu dan berbagai daerah di Indonesia. Mr Jony mengatakan ekonomi Barcelona menjadi meningkat drastic. Bangunan yang sangat megah, mampu menampung ribuan penggemar bola dunia. Apalagi di sekeliling bangunan gedung stadion sepak bola, terdapat pusat perbenlanjaan peralatan dan aksesori sepak bola. Hal ini menjadikan kota destinasi wisata baru, yang mampu mengeruk ribuan dolar keuntungan bagi ekonomi masyarakat Barcelona dan sekitarnya.
Pengunjung wisata dari berbagai belahan dunia, bukan sekedar melihat dari dekat stadion kebanggaan, tapi kehadiran mereka justru memborong pernak pernik sepak bola, dan membeli souvenir dari sepatu, topi dan kaos tim kebanggaannya.
Tokoh pemain bola yang namanya melejit seperti Messy, jadi ikon kota Barcelona. Itu menjadi daya tarik bagi wisatawan manca negara. Terlepas dari urusan bola, Prof Sean Choir, peserta studi banding dari NU Kultural Jombang, mengatakan jangan membicarakan politik prakris Barcelona, karena bukan kewenangan kita.
Seperti yang terjadi di Catalunya, negeri otonom di negara Spanyol, termasuk penahanan sebelas aktifis pro kemerdekaan. Karena peserta tujuanya hanya belajar meninjau dinamika perkembangan Islam di wilayah Spanyol, khususnya di wilayah pusat perkembangan Islam di kota Granada.
(Tambari Gustam adalah tokoh masyarakat nelayan, seniman dan budayawan. Tinggal di Muarareja, Kota Tegal, Jawa Tengah. Saat ini menjadi peserta study banding toleransi kehidupan sosial dan wawasan kebangsaan ke Maroko dan Spanyol)