Bumiayu Punya Museum Purbakala Mini Situs Buton
-Laporan Zaenal Muttaqin
Rabu, 15/03/2017, 03:23:05 WIB

H Rizal Rafli, pencetus sekaligus koordinator sekelompok masyarakat yang peduli terhadap tinggalan prasejarah di Bumiayu menunjukkan salah satu fosil (Foto: Zaenal Muttaqin)

PanturaNews (Brebes) - Museum mini tempat menyimpan dan memajang benda-benda purbakala berumur jutaan tahun dari situs Bumiayu - Tonjong (Buton) kini telah berdiri. Tepatnya di komplek perumahan Bumi Saru Ayu Desa Kalierang, Kecamatan Bumiayu, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah.

Adalah H Rafli Rizal, sebagai pencetus sekaligus koordinator sekelompok masyarakat yang peduli terhadap tinggalan prasejarah di Bumiayu yang dikenal dengan nama Tim Buton, yang telah bersedia dengan suka rela membangun museum purbakala mini tersebut dengan biaya pribadi.

"Niat kami untuk dapat memiliki museum mini di Bumiayu ini sekarang terwujud untuk memudahkan penyimpanan fosil-fosil purba," ujarnya kepada PanturaNews.Com, Rabu 15 Maret 2017.

Ratusan bahkan ribuan potong fosil yang berasal dari berbagai daerah di Brebes bagain Selatan kini tersimpan di bangunan permanen museum mini berukuran 8 x 12 meter persegi itu. Fosil-fosil tersebut diperoleh di beberapa aliran sungai di daerah antara wilayah Kecamatan Bumiayu dan Kecamatan Tonjong. Seperti, Sungai Petujah, Sungai Glagah, Sungai Bodas, Sungai Cisaat, Sungai Gintung dan Sungai Kalijurang.

Meski masih sangat sederhana tampilannya, fosil-fosil ditata rapi. Diantaranya terdiri dari tulang, gigi, tanduk dan gading yang berasal dari berbagai jenis fauna. Beberapa fosil yang telah teridentifikasi antara lain dari keluarga banteng dan kerbau, keluarga rusa, keluarga badak, keluarga.

"Keinginan kami fosil-fosil ini bisa aman dan dapat dilihat oleh siapa saja untuk menambah pengetahuan," tutur H Rizal.

Keberadaan ribuan potong fosil binatang purba di Situs Buton, telah menjadi perhatian dari para ahli kepurbakalaan. Para ahli tersebut telah datang untuk melihatnya dan menyatakan kekagumannya, pada fosil-fosil berumur jutaan tahun yang dikumpulkan oleh tim pelestari.

"Para ahli sudah beberapa kali datang dan melihat sendiri fosil-fosil yang telah kami temukan," ungkap H Rizal.

Peneliti dari tim arkeologi situs Sangiran Sragen, Wahyu Widiyanto pernah datang Bumiayu untuk melihat fosil-fosil Buton tersebut. Setelah melihat fosil-fosil yang disimpan itu, peneliti merasa kagum dan sangat terkesan setelah melihat bendan itu.

"Pak Wahyu merasa kagum dengan fosil-fosil Buton dan akan melaporkan ke pimpinannya tentang fosil ini serta rencananya akan datang lagi," kata H Rizal.

Peneliti dari Sangiran itu menilai fosil-fosil Buton lebih jelas, barangnya lebih banyak dan sangat mudah diidentifikasi. Kelebihan itu menjadi kelebihan tersendiri bagi situs Buton sehingga sangat tepat untuk dikembangkan menjadi museum.

"Pak Wahyu mendorong kami untuk mengembangkannya karena ini merupakan warisan yang tak ternilai harganya," tutur Rizal.

Sebelumnya, peneliti dari Balai Arkeologi Yogyakarta, Drs Gunadi MHum menyatakan, fosil-fosil binatang situs Buton merupakan benda-benda bersejarah yang sangat tinggi nilainya dan perlu dijaga situsnya agar tidak rusak atau hilang.

"Fosil itu usianya jutaan tahun dan perlu dijaga dan dijadikan sebagai daerah cagar budaya," ujarnya saat berkunjung ke tempat penyimpanan ribuan potong fosil itu beberapa hari lalu.

Sebagai peneliti dari Balai Arkelogi, Gunadi sangat berterimakasih kepada warga Tim Buton yang telah sukarela melakukan pencarian dan pengamanan fosil-fosil tersebut. Kepedulian warga itu mesti diapresiasi dan ada tindak lanjut dari pemerintah setempat melalui dinas terkait.

"Bagi Kabupaten Brebes, adanya penemuan fosil itu sangat berarti karena bernilai nasional bahkan internasional," kata Gunadi.

Balai Arkeologi (Balar) Yogyakarta juga telah melakukan survei terhadap temuan ribuan potongan fosil hewan purba situs Buton tersebut. Survei terhadap temuan fosil hewan purba yang berumur jutaan tahun itu, makin memastikan keasliannya

"Kami melakukan pengecekan terlebih dahulu sebelum meneliti. Kami ingin secepatnya untuk memastikan kondisinya seperti apa dahulu," kata Kepala Balai Arkeologi Yogyakarta, Siswanto MA beberpa waktu lalu.

Temuan beberapa fosil di sekitar aliran sungai yang ada di Kecamatan Bumiayu dan Kecamatan Tonjong sudah dipastikan fosil dari hewan-hewan zaman dahulu dan telah berusia antarara 900 ribu tahun sampai 1,1 juta tahun. Fosil itu di antaranya fosil gajah, rusa, kura-kura darat dan jenis bovid atau beberapa spesies purba.

"Fosil-fosil ini tergolong plestosen tengah atau diperkirakan berumur lebih dari 900 ribu tahun lebih," ujar Siswanto.

Adanya temuan fosil-fosil itu menunjukkan di Bumiayu dan sekitarnya telah menjadi tempat kehidupan makhluk purba. Kondisi itu semakin jelas ketika adanya sumber-sumber kehidupan atau ketersediaan makanan dan kemungkinan juga adanya kehidupan di zaman purba.