![]() |
![]() |
|
PanturaNews (Brebes) - Tanjakan Pengasinan di jalan provinsi ruas Bumiayu- Sirampog, tepatnya di Dukuh Pengasinan, Desa Sridadi, Kecamatan Sirampog, Brebes, Jawa Tengah, makin ambles.
Pengamatan di lokasi pada Selasa 03 Januari 2017 nampak jalan separuh badan jalan ambles antara 20 hingga 50 sentimeter sepanjang hampir 40 meter. Akibat ambles yang makin parah, tanjakan hanya dapat dilintasi kendaraan roda empat secara bergantian atau buka tutup.
Tanjakan Pengasinan yang ambles tersebut baru selesai dilakukan perbaikan pada November 2016 lalu dengan anggaran Rp 3,6 milyar dari APBD Provinsi Jawa Tengah. Dua pekan setelah perbaikan jalan mengalami pecah dan merekah serta talud beton pengaman di satu sisi jalan juga merekah.
"Setelah selesai perbaikan tidak lama jalan tanjakan Pengasinan kembali pecah dan ambles," ujar Kepala Desa Sridadi, Nasugiyanto.
Menurutnya, sejak itu jalan secara perlahan terus mengalami penurunan dan bergeser. Upaya penambalan dilakukan dengan mengisi bagian rekahan jalan menggunakan adukan semen dan pasir.
"Tetapi karena tanahnya terus mengalami pergerakan makin lama terlihat pecah kembali dan juga terjadi penurunan," kata Nasugiyanto.
Jalan ambles dan pecah selain karena curah hujan yang tinggi sehingga terjadi pergerakan tanah dan diduga pula akibat arugan yang kurang padat. Saat dilakukan perbaikan jalan yang berkali-kali mengalami ambles dan rusak tersebut juga telah dipasang tiang pancang beton untuk penguat kondisi tanah yang labil.
"Sebelumnya sudah ada tiang pancang untuk menguatkan jalan," ungkap Nasugiyanto.
Camat Sirampog, Munaedi SH melalui Kasi Tramtib, Sahadi membenarkan kondisi jalan tanjakan Pengasinan yang pecah dan ambles tersebut. Pihaknya telah melaporkan kepada pihak terkait.
Diharapkan segera dilakukan penanganan untuk perbaikan. Mengingat saat ini curah hujan masih cukup tinggi dan dikawatirkan akan memperparah kerusakan pada tanjakan Pengasinan tersebut.
"Jalan tersebut merupakan jalur utama dan menjadi akses warga Sirampog, kalau kerusakan makin parah dapat mengganggu aktivitas dan juga perekonomian warga," katanya.