Kemarau Panjang, Warga Batursari Krisis Air Bersih
-Laporan Zaenal Muttaqin
Rabu, 02/09/2015, 07:17:54 WIB

Ilustrasi

PanturaNews (Brebes) - Ribuan warga atau lebih dari 500 Kepala Keluarga (KK) di lereng Gunung Slamet, tepatnya di Desa Batursari, Kecamatan Sirampog, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, mengalami krisis air bersih akibat musim kemarau yang berkepanjangan.

Kepala Desa Batursari, Hadi Sutrisno menyatakan, krisis air bersih terparah di empat perdukuhan, yakni Dukuh Rembang, Dukuh Anggrung, Dukuh Cirem dan Dukuh Bera. Lebih dari 1500 jiwa atau sekitar 500 KK yang tinggal di perdukuhan tersebut mengalami kesulitan mendapatkan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari.

"Air bersih yang selama ini diperoleh dari sumber mata air sangat kecil dan sering tidak mencukupi kebutuhan warga," katanya kepada PanturaNews.Com, Rabu 02 September 2015.

Menurutnya, sumber mata air yang selama ini memasok kebutuhan air warga berasal dari Tuk Suci dan Tuk Jangkar. Saat ini pasokan air bersih dari dua sumber mata air itu berkurang drastis dan sering tidak mencukupi kebutuhan warga.

"Debit air dari Tuk Suci yang mengalir untuk warga saat ini sangat kecil sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan," kata Hadi.

Dikatakan, debit air yang dialirkan untuk warga kecil karena sebagian besar telah dimanfaatkan untuk Perusahaan Air Bersih (PDAB) Provinsi untuk daerah Brebes Tegal dan Slawi atau Bregas. Selain debit yang menyusut kecil juga kondisi pipa jaringan air bersih juga banyak yang mengalami kerusakan dan keboncoran karena usia yang tua dan belum dilakukan peremajaan.

"Debitnya menyusut kecil dan pipa jaringan sepanjang dua kilometer juga banyak yang mengalami kerusakan," ungkap Hadi.

Menghadapai krisis air bersih yang dialami, warga hanya dapat melakukan penghematan dan saling berbagi dengan warga lainnya. Hal itu yang dapat dilakukan warga karena tidak ada lagi sumber air yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan air bersih.

"Warga hanya dapat berhemat dan sering saling berbagi dengan warga lainnya yang pipa saluran airnya lebih lancar," ucap Hadi.

Sementara itu, Camat Sirampog, Munaedi SH mengatakan, pada musim kemarau ini warga harus hemat dalam penggunaan air dan tetap menjaga kebersihan. Sesama warga juga tetap saling gotong royong menghadapi kesulitan air tersebut, agar tidak timbul kerawanan.

"Masalah air dapat timbul kerawanan, tapi adanya saling membantu atau gotong royong dan juga berhemat dapat mengurangi dampak dari kesulitan air itu," katanya.

Jika kondisi krisis air makin parah pihaknya siap membantu warga untuk mengupayakan droping air bersih. Kepada pemerintah desa diharapkan juga terus memantau dan melaporkan ke Kecamatan jika memerlukan bantuan air bersih.

"Kalau sangat dibutuhkan desa segera mengajukan bantuan droping air bersih, untuk membantu warga yang mengalami kesulitan mendapatkan air bersih," tandas Munaedi.