![]() |
|
|
PanturaNews (Tegal) - Merasa dicemarkan nama baiknya, Rektor Universitas Panca Sakti (UPS) Tegal, Jawa Tengah, Prof. Dr. Wahyono, SH MS, mengadu ke Polres Tegal Kota. Perkaranya kini masih dalam penyelidikan. Hal itu dikatakan Kapolres Tegal Kota, AKBP Bharata Indrayana SIK melalui Kasat Reskrim AKP Belnas Pali Padang SE didampingi Kepala Unit (Kanit) II, Aiptu Subiyanto SH, Jumat 09 Januari 2015.
Menurut Aiptu Subiyanto, pengaduan Rektor UPS Tegal, Prof. Dr. Wahyono, SH MS terkait dugaan pencemaran nama baik, kini dalam penyelidikan Unit II Satreskrim Polres Tegal Kota. Sejak ada pengaduan itu, Unit II sudah memanggil beberapa orang yang terkait atas aduan itu untuk diklarifikasi, serta meminta beberapa dokumen foto copy soal materi yang diadukan.
“Rektor UPS Tegal datang ke Polres untuk mengadu, bukan untuk melapor. Jadi belum ada terlapor apalagi tersangka,” kata Subiyanto.
Dijelaskan, jika dalam penyelidikan ditemukan fakta sesuai dengan yang diadukan, maka prosesnya akan ditingkatkan ke penyidikan. Selanjutnya, rektor diminta untuk lapor secara resmi, siapa yang akan dilaporkan.
“Jika sudah dalam penyidikan, baru ditentukan siapa tersangkanya, kalau sekarang belum ada saksi apalagi tersangka. Sabar saja, nanti kalau sudah ada tersangka akan kami beritahu ke wartawan,” ujar Subiyanto.
Menurut Ketua Yayasan Pendidikan Pancasakti (YPP) Tegal, H Imawan Sugiharto SH MH, semula ada pengurus yayasan yang curiga dengan ijasah S1 dan S2 milik rektor. Lantas pengurus minta untuk diadakan rapat soal dugaan tersebut. Pada waktu yang ditentukan untuk rapat, Imawan tidak bisa hadir karena ada urusan lain. Namun tanpa dihadiri ketua yayasan, rapat tetap berjalan.
“Saya memamg diberitahu akan ada rapat, karena ada urusan lain saya tidak bisa hadir dan saya minta rapat untuk diundur waktunya. Namun, meski tanpa dihadiri ketua ternyata rapat tetap berjalan, katanya dalam rapat tersebut memaparkan soal dugaan ijasah palsu milik rektor,” kata H Imawan saat ditemui di Pengadilan Negeri (PN) Tegal, Kamis 08 Januari 2015.
Ditambahkan, atas perseteruan itu Imawan sudah berusaha mendamaikan kedua belah pihak untuk islah, namun belum berhasil. Bahkan ia minta pengurus yayasan yang diadukan ke Polres datang ke rumah rektor untuk silaturahim, namun keukeuh tidak mau silaturahim.
“Saya juga bingung, wong diminta untuk silaturahim saja tidak mau, ya sudah biarin saja, apalagi kedua belah pihak orang pintar semua, jadi susah,” pungkasnya.