Tradisi Warga Cirebon Pada Perayaan Maulid Nabi
--None--
Rabu, 07/01/2015, 02:11:21 WIB

Maulid Nabi Muhammad SAW kadang-kadang Maulid Nabi atau Maulud adalah peringatan hari lahir Nabi Muhammad SAW, yang di Indonesia perayaannya jatuh pada setiap tanggal 12 Rabiul Awal dalam penanggalan Hijriyah. Kata maulid atau milad dalam bahasa Arab berarti hari lahir. Perayaan Maulid Nabi merupakan tradisi yang berkembang di masyarakat Islam jauh setelah Nabi Muhammad SAW wafat. Secara subtansi, peringatan ini adalah ekspresi kegembiraan dan penghormatan kepada Nabi Muhammad.

Nah, lalu bagaimana dengan tradisi masyarakat Cirebon perihal merayakan hari lahirnya nabi Muhammad SAW? Di Cirebon sendiri masyarakat Cirebon mayoritas merayakan hari lahirnya Nabi Muhammad SAW dengan pengajian bersama, shalawatan itu merupakan hal yang sudah dianggap wajib untuk merayakan hari lahirnya Nabi Muhammad.

Namun, tidak hanya dengan bentuk pengajian saja. Masyarakat Cirebon lebih sering membuat kue Apem yang terbuat dari tepung beras yang disajikan pula dengan Kinca yang terbuat dari gula merah, khususnya di daerah Tuk masyarakatnya lebih sering membuat Apem dan membagikan kue Apemnya kepada tetangga-tetangga. Pembuatan kue Apem ini sudah tradisi masyarakat Desa Tuk, tidak hanya kue Apem sering pula masyarakatnya membuat nasi kuning dan dibagikan pula pada tetangga-tetangga, ini bukan boros ini merupakan bentuk rasa syukur kita terhadap perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW.

Itu dilihat dari segi makanannya, namun jangan heran apabila datang ke Cirebon. Minggu-minggu ini tepatnya peringatan Maulid Nabi , masyarakat Cirebon sering mengadakan Muludan. Muludan ini sama halnya seperti pasar malam yang ramai dengan pedagang-pedagang, namun ramainya muludan ini tidak hanya ramai saat malam saja tetapi sejak pukul 10.00 WIB saja sudah ramai dan sudah dipadati oleh masyarakat yang mengunjunginya.

Biasanya muludan ini terdapat di daerah Kanoman dan Kasepuhan, seminggu berada di daerah Kanoman Kasepuhan , setelah itu pindah ke daerah Tuk, di Daerah Tuk pun merayakan muludan semacam itu. Tidak hanya di Kanoman dan Tuk saja , muludan ini pun berada di daerah Trusmi Plered.

Acara Muludan

Namun di Desa Tuk ini saat akan merayakan muludan seperti itu masyarakat Desa Tuk sering melakukan pengangkatan kayu yang berada di balong Kramat konon katanya Balong Keramat itu walaupun musim kemarau airnya tidak pernah surut, untuk memperingatinya masyarakat Desa Tuk ini melakukan pengangkatan kayu yang terdapat di Balong Keramat tersebut.

Tidak hanya pengangkatannya saja, masyarakat Desa Tuk pun akan menyimpannya kembali kayu tersebut pada Balong Keramat yang dilakukan pada malam Pelal Muludan. Malam Pelal Muludan yaitu malam berakhirnya perayaan muludan di Daerah Tuk, yang biasa dilaksanakan pada tengah malam.

Sebelum melakukan pemindahan kayu tersebut masyarakat Desa Tuk melakukan pelal muludan dengan acara adat pengiring sesepuh masyarakat Desa Tuk yang berjalan dari ujung ke ujung pasar muludan tersebut, yang di iringi oleh dayang-dayang cilik yang membawa bunga. Tidak hanya dilakukan di Daerah Tuk saja, acara malam pelal ini pun dilakukan di daerah Kanoman Kasepuhan dan Trusmi Plered.

Perayaan pasar muludan ini boleh saja dilakukan, selagi kita mampu menyeimbanginya dengan Shalawatan dan pengajian sebagai bentuk rasa syukur pada Nabi Muhammad SAW. Karena perayaan muludan seperti ini sudah merupakan kebiasaan masyarakat Cirebon yang sudah lama berkembang.

(Novi Resti Hermayati adalah Mahasiswi Universitas Muhammadiyah Cirebon (UMC), Prodi PGSD, Semester 1 Kelas SD.14-A.3. Tinggal di Jalan Pendidikan Nomor 2 Desa Tuk RT02/RW01 Kecamatan Kedawung, Kabupaten Cirebon)