![]() |
![]() |
|
PanturaNews (Tegal) – Karnoto (37) warga Kelurahan Tunon RT 2/3, Kecamatan Tegal Selatan, Kota Tegal, sejak kecil tidak pernah terbesit sebagai tukang kunci duplikat. Karena lingkungan dan kebutuhan ekonomi membuatnya ia menekuni pekerjaan itu. Sejak menikah dengan Rahmawati (35) gasis pujaannya, 12 tahun silam, ia rela meninggalkan pekerjaannya sebagai penjaga MCK Pasar Pagi. Karena terjadi perubahan manajemen dari investor menjadi pemerintah.
Di saat libur atau ada waktu senggang ia, membantu kakek mertuanya yang sudah terlebih dahulu menjadi tukang kunci di Jalan AR Hakim, Kota Tegal. Seringnya ia membantu kakek mertua mengerjakan kunci rusak, akhirnya ia tahu akan rumus kunci. Setelah merasa yakin benar-benar bisa mengerjakan kunci rusak, akhirnya ia memutuskan keluar dari pekerjaan lamnya sebagai penjaga MCK dan beralih profesi sebagai tukang kunci.
Dengan modal dan alat seadanya dan filling yang kuat, Karnoto memberanikan diri untuk membuka lapak Tukang Kunci di Jalan AR Hakim tepatnya di depan Toserba Marina, bersebelahan dengan kios milik kakek mertuanya. “Sebenarnya tukang kunci di Kota Tegal itu masih satu keluarga. Sedangkan ilmunya hanya filling atau perasaan saja,” kata Karnoto.
Karena penghasilan sebagai tukang kunci tidak menentu, maka istrinya ikut membantu mencari nafkah dagang pakaian di pasar malam alun-alun. “Saya membuka kios di alun-alun baru tiga bulan, biasanya kalau buka siang karena kalau malam membantu istri dagang di alun-alun,” ujarnya.
Menurutnya, penghasilan sebagai tukang kunci tidak bisa dipastikan, jika sedang ramai bisa mencapai Rp 50-100 ribu sehari. Jika sedang sepi yang sama sekali tidak dapat uang. “Waktu masih di depan Marina sih ramai, mungkin di sini maih baru jadi belum banyak yang tahu,” terangnya.
Karnoto mengharap banyak adanya perhatian dan bantuan dari pemerintah setempat untuk meningkatkan usahanya untuk membeli mesin kunci. Karena dengan mesin itu selain bias cepat, hasilnyapun halus.