Penumpang Bus Ditodong, Leher Disabet Sangkur
Laporan Johari
Senin, 15/09/2014, 08:38:37 WIB

Dedi menunjukkan luka di leher terkena sabetan sangkur penodong di dalam bus (Foto: Johari)

PanturaNews (Tegal) - Masruri (28) warga Desa Kertabesuki, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, mengalami luka di leher setelah digorok oleh penodong di dalam bus ‘Sinar Jaya’ jurusan Tegal - Jakarta di wilayah Pantura, Kabupaten Subang. Beruntung nyawanya tertolong setelah rekannya, Dedy Kristanto (27) warga Sidakaton, Dukuhturi, Kabupaten Tegal berusaha menolong.

Ditemui PanturaNews di rumah sahabatnya di Jalan Cempaka, Gang 3, Kelurahan Kejambon, Kota Tegal, Senin 15 September 2014, Masruri didampingi Dedy Kristanto, lehernya masih nampak luka bekas sabetan pisau.

Menurutnya, ia bersama Dedy Kristianto, Kamis 11 September 2014 malam atau malam Jumat, pergi ke Jakarta untuk mengurus surat pabean, naik bus ‘Sinar Jaya’ dari pool di depan Pacifik Mall (Mc Donald) sekitar pukul 21.00 WIB. Saat itu penumpang kosong hanya beberapa orang saja.

“Penumpang kosong, hanya beberapa orang saja, saya duduk di kursi nomor 15, satu orang duduk di kursi belakang dan satu orang duduk di sebelah saya, sedangkan teman saya Dedy tidur di kursi paling belakang, penumpang lain duduk di depan dekat sopir dan kernet,” terangnya.

Setelah istirahat di rumah makan, ia curiga ada orang hendak mengambil HP di saku penumpang yang duduk di depannya. Lantas ia berusaha membangunkan penumpang tersebut, namun konyol karena membuat pencopet tersebut marah dan langsung menodong pisau.

“Mungkin kesel calon korbannya saya bangunkan, tiba-tiba pelaku langsung menyebetkan pisau ke perut, beruntung berhasil saya tagkis, namun pada sabetan ke lima leher saya berdarah. Kemudian, saya menjerit dan minta tolong kepada teman saya, ternyata orang yang duduk di belakang saya mengeluarkan sangkur dan hendak menusuk saya, beruntung berhasil dicegah oleh Dedy,” ungkapnya.

Dengan kejadian ini, Masruri hendak menuntut pengurus bus “Sinar Jaya’, karena saat ia teriak ada penodong, baik sopir maupun kernet tidak segera ambil tindakan, malah diam saja. “Yang saya sayangkan, kok sopir dan kernet tidak berbuat apa-apa, padahal saya sudah teriak tolong ada penodong dan minta lampu dinyalakan, tetapi lampu tetap mati,” ungkapnya.  

Karena pelaku mengancam, setibanya nanti di Pulogadung hendak membunuh, terpaksa Masruri dan Dedy turun di tengah jalan. “Saya turun di tengah jalan, mau lapor ke Polsek tapi jauh, semestinya ketika saya berteriak minta tolong, bus langsung berhenti atau dibelokan ke kantor polisi terdekat. Ini malah jalan terus dan seolah-olah tidak tahu menahu, padahal selama dalam perjalan keselamatan penumpang ada di tangan sopir,” pungkasnya.