Sejumlah Penyair Jakarta Hadiri Diskusi Angkatan KosongKosong
SL-SL Gaharu
Sabtu, 20/03/2010, 18:52:00 WIB

Para penyair Jakarta berdatangan ke Tegal. Tampak mereka bergabung bersama para seniman Tegal di warung depan Gedung Kesenian Kota Tegal. (FT: Lanang Setiawan)

PanturaNews (Tegal) - Sejumlah penyair Ibu Kota, Sabtu 20 Maret 2010 siang mulai berdatangan di Gedung Kesenian Kota Tegal. Mereka adalah penyair Dharmadi, Adri Darmadji Woko, Abah Yoyok, Uki Bayu Sejati, dan Saut Poltak Tambunan, Dian Hadaning, Kurnia Efendi Weni, Helga Woro Tijan, Shinta Wiranda dan lainnya.

Kedatangan mereka ke Tegal untuk menghadiri acara “gila-gilaan” bertajuk  “Angkatan Kosong Kosong” yang digelar Dewan Kesenian Tegal (DKT). Pada acara itu para seniman Tegal menggugat Periodisasi Angkatan 45, 66, dan 70-an, Minggu 21 Maret 2010 pikul 09.00 WIB besok.

Menurut Ketua DKT sekaligus Penyelenggara, Nurngudiono bahwa angkatan-angkatan itu perlu digugat, karena lahir akibat politisasi sastra yang diciptakan oleh Paus Sastra HB Jassin dan Korrie Layun Rampan. 

“Kami para seniman Tegal tidak ingin ada periodisasi angkatan-angkatan. Menurut hemat kami, cara-cara seperti itu sudah tidak lagi tepat untuk era sekarang, makanya kami mengundang para seniman khususnya penyair untuk bersama-sama mempertanyakan angkatan-angkatan itu,” ujar Nurngudiono. Ditambahkan, sebaiknya periodisasi sastra semacam itu harus dikembalikan pada angkatan kosong-kosong.

Sementara penyair Eko Tunas mengatakan, setiap angkatan memiliki jati diri dan tak perlu ada predikat angkatan. “Setiap seniman punya nilai sendiri yang tidak perlu dicatat dalam sebuah angkatan,” tambahnya.

Pada perhelatan yang bakal digelar, rencananya menampilkan penyair Saut Poltak Tambunan (Jakarta), Kuspriyanto Namma (Ngawi), untuk membahas tentang Angkatan-angkata Sastra dalam tajuk diskusi “Menggugat Politisasi Angkatan Sastra”. Sebagai moderator Nurhidayat Poso

Pada malam hari, selain digebernya “Dekalarasi Angkatan KosongKosong”, selain pembacaan puisi juga akan tampil Kelompok Musik Sastra Warung Tegal (KMSWT) bertempat di halaman rumah Istiningsih, Jalan Cerme, Marpangat, sebelah timur Gedung Bioskop Dewa, Kota Tegal.

Sejumlah penyair yang kini sudah datang dari Jakarta, merasa gembira dengan adanya perhelatan cukup fenomenal. “Kami menyambut baik perhelatan ini,” ujar Uki Bayu Sejati.

Diperkirakan para penyair yang datang dari pulau Jawa dan luar Pulau Jawa sangat apresiatif dalam gerakan “pendobrakan” angkatan-angkatan tersebut.