PanturaNews (Brebes) - Ratusan guru yang mewakili 2.663 Guru Tidak Tetap dan Pegawai Tidak Tetap (GTT-PTT) Kabupaten Brebes, Jumat (1/1) di halaman kantor DPRD Brebes menggelar Istighosah dan Sholat Ghoib untuk mendoakan Almarhum KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur selaku Guru Bangsa.

“Kami semua berkumpul untuk mendoakan beliau selaku Guru Bangsa,” ucap Ketua 

PGTT-PTT Kabupaten Brebes, Irwandi usai menggelar acara tersebut.

Menurutnya, sosok Gus Dur adalah perintis demokrasi dan kerukunan umat beragama. Dia sangat prihatian sekali terhadap kaum tertindas. Seperti halnya para GTT dan PTT yang selama ini tertindas dengan berbagai peraturan yang membelenggu. Diantaranya Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2005 tentang Pengangkatan Tenaga Honorer untuk diangkat menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS).  “Dengan terbitnya PP tersebut, kami yang tidak memiliki SK Bupati tidak bisa diangkat CPNS,” katanya.

Irwandi berharap dengan digelarnya istighosah ini mudah-mudahan pemimpin bangsa saat ini bisa menolong nasib GTT-PTT, seperti yang pernah dilakukan Gus Dur.

Kebesaran Gus Dur, lanjutnya, patut dicontoh para pemimpin era kini. Artinya, ribuan GTT dan PTT jangan dibiarkan terbelenggu oleh peraturan yang menyengsarakan sebagian tenaga tidak tetap. Sebab, pada pasal 39 UU Guru dan Dosen mengamanatkan ada diskriminasi dan intimidasi pada Guru.

Nampak dalam istighosah ini beberapa orang guru mengalirkan air mata mengenang jasa Gus Dur dan menahan perihnya nasib sebagai GTT dan PTT. Hadir dalam kesempatan tersebut Wakil Ketua DPRD Kabupaten Brebes, drh Agus Sutrisno dan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Brebes, DR. Muntoha Nasukha, MMPd.

Menyikapi persoalan nasib GTT-PTT, Agus Sutrisno berjanji akan memperjuangan nasib mereka. Sementara Muntoha juga berjanji membicarakan dengan DPRD untuk mengawal hingga mendapat persetujuan bupati.