Perut Taronah (35) terus membesar, bahkan ukuran sudah mencapai diameter 140 centimeter sama seperti ukuran drum. (FT: Kuntoro)
PanturaNews (Brebes) – Malang benar nasib Taronah Binti Wanan (35), warga RT 2 RW 3 Dukuh Curug, Desa Kedung Bokor, Kecamatan Larangan, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah. Saat ini dia harus menanggung beban yang cukup berat.
Pasalnya, sejak delapan tahun terakhir, perut dari ibu dua anak tersebut kondisinya terus membesar. Bahkan untuk terakhir ini, ukuran perutnya sudah sebesar drum dengan ukuran lingkaran perut sepanjang 140 centimeter.
Taronah yang didampingi orang tuanya, Ropiah (59) dan anaknya, Ayu Ningrum (10) saat ditemui di kediamannya, Kamis 16 Desember 2010, mengaku kelainan yang dideritanya sudah berlangsung lama, tepatnya sejak delapan tahun yang lalu. Saat pertama kali dirinya merasa ada yang aneh dalam perutnya, saat itu juga dirinya bersama keluarga langsung ke rumah sakit. Setelah dilakukan pemeriksaan, Taronah dinyatakan positif menderita penyakit Acsites atau adanya cairan dalam perut.
Saat itu juga pihak rumah sakit hanya memerintahkan dirinya untuk mengkonsumsi obat. Namun sudah berjalan delapan tahun ini, kondisinya tidak berubah, malah sebaliknya perutnya terus membesar. Melihat kenyataan tersebut, dirinya terpaksa memeriksakan ke pengobatan alternatif di berbagai daerah, namun tetap saja hasilnya sama.
"Saya sudah berusaha untuk berobat kemana-mana, namun tetap saja tidak ada perubahan. Padahal saya sudah menghabiskan biaya sekitar Rp 30 juta lebih," katanya.
Akibat kelainan tersebut, Taronah terpaksa harus berhenti bekerja sebagai buruh tani. Untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dan menghidupi kedua anaknya, hanya mengandalkan suaminya, Sahirun (37) yang bekerja sebagai buruh tani juga. "Itupun kalau pas lagi ada garapan, kalau lagi sepi suami ya nganggur di rumah," keluhnya.
Dikatakan, meski sudah sudah lama menderita kelainan pada perutnya, namun sampai dengan saat ini belum pernah mendapatkan perhatian dari pihak pemerintah daerah. Pihaknya berharap, kelainan yang dialami bisa segera sembuh. "Saya berharap pemerintah daerah bisa memperhatikan kondisi kami. Saya sudah tidak tahan dengan kondisi seperti ini," ucap Taronah.
Sementara itu orang tuanya, Ropiah mengaku sangat prihatin dengan kondisi yang dialami anaknya. Selama ini dirinya sudah banyak mengeluarkan biaya untuk mengobati anaknya agar bisa sembuh. "Saya sebagai orang tua jelas sangat prihatin, bahkan saya rela mengeluarkan uang simpanan untuk mengobati anak saya, tapi belum juga sembuh," ujarnya.
Sementara Kepala Desa Kedung Bokor, MH Dato saat ditemui mengatakan, pihaknya memang sudah mendapatkan laporan kalau warganya ada yang menderita kelainan pada perut. Pihak desa juga sudah membantu beberapa kali dengan memfasilitasi perobatan dengan membuatkan Surat Keterangan Tidak mampu (SKTM), karena Taronah tidak mempunyai Jamkesmas.
Untuk itu Dato juga berharap kepada para dermawan untuk bisa membantu penyembuhan Taronah. "Harapan saya ada donatur yang mau membiayai proses pengobatan Taronah, ini mengingat yang bersangkutan merupakan warga tidak mampu," tuturnya.