Senin, 13/01/2025, 11:48:18
Jari Ajaib di SD Buniwah 1: Rahasia Belajar Matematika yang Menyenangkan dan Menarik
OLEH: KELOMPOK MAHASISWA PGSD UP
.

Mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Peradaban Bumiayu, Kabupaten Brebes praktek penerapan metode Jarimatika di SD Negeri Buniwah 1 Kecamatan Sirampog, Kabupaten Brebes. (Foto: Dok/Mahasiswa)

MATEMATIKA adalah salah satu pelajaran penting yang diajarkan sejak dini untuk mengembangkan kemampuan berpikir logis dan analitis siswa. Namun, bagi sebagian besar siswa, matematika sering dianggap sulit, membosankan dan penuh tekanan. Hal ini menjadi tantangan bagi guru untuk menciptakan metode pembelajaran yang mampu mengubah stigma tersebut.

Mahasiswa program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Peradaban (UP) Bumiayu, Kabupaten membantu menjadikan pembelajaran matematika menjadi pembelajaran yang menyenangkan dan menarik, dengan menerapkan cara belajar yang unik.

Salah satu metode yang mereka gunakan adalah teknik "Jarimatika" yang diajarkan pada siswa kelas 6 SD Negeri Buniwah 1 Kecamatan Sirampog, Kabupaten Brebes.

-Apa Itu Jarimatika?

Jarimatika adalah metode pembelajaran yang memanfaatkan jari tangan sebagai alat bantu untuk memahami konsep-konsep matematika. Dengan cara ini, siswa diajak untuk aktif berpartisipasi dan lebih mudah memahami materi yang diajarkan.

Metode jarimatika digunakan untuk operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian dasar serta perkalian bertingkat. Melalui metode ini siswa dapat menghitung dengan cepat menggunakan jari sebagai alat bantu, serta siswa dapat memecahkan masalah soal-soal matematika yang lebih kompleks menjadi sederhana dan mudah diselesaikan.

Dalam pelaksanaannya, Mahasiswa program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Peradaban Bumiayu membimbing siswa untuk belajar operasi bilangan dengan memberikan contoh dan penjelasan materi terlebih dahulu kepada Siswa kelas 6 SD Negeri Buniwah 1.

Siswa dikenalkan dengan cara menggunakan jari untuk berhitung satuan dan puluhan, hingga ratusan. Dalam praktiknya: - Tangan kanan digunakan untuk bilangan satuan (1-9). - Tangan kiri digunakan untuk bilangan puluhan (10-90). - Jika menjumlahkan, jari tangan dibuka, sedangkan untuk pengurangan, jari ditutup. - Operasi perkalian dimulai dengan angka kecil (1–5) sebelum beralih ke angka yang lebih besar.

Selanjutnya, siswa diajarkan cara melakukan perkalian dan penjumlahan secara bertahap, dimulai dari soal sederhana hingga kompleks.

-Rumus Jarimatika

Pada operasi bilangan perkelaian tiap perkalian memiliki rumus yang berbeda untuk mengerjakan soalnya, ada rumus khusus perkalian dasar A dan B serta perkalian bertingkat.

-Rumus Perkalian Dasar (A):

Caranya yang ditekuk sebagai puluhan (p) dan yang tegak sebagai satuan (s):

-Rumus Perkalian Dasar (B):

Caranya yang ditekuk sebagai puluhan (p) dan satuan (s)

-Rumus Perkalian Bertingkat :

-Manfaat jarimatika

Metode Jarimatika tidak hanya membuat belajar matematika lebih menarik, tetapi juga memiliki beberapa manfaat penting:

-1. Meningkatkan Keterlibatan Siswa: Dengan menggunakan jari sebagai alat bantu, siswa lebih terlibat dalam proses belajar. Mereka dapat berpartisipasi aktif dalam setiap kegiatan, sehingga meningkatkan fokus dan minat mereka terhadap pelajaran.

-2. Memudahkan Pemahaman Konsep: Melalui visualisasi yang diberikan oleh metode ini, siswa dapat memahami konsep-konsep matematika yang abstrak dengan lebih mudah. Misalnya, konsep penjumlahan dan pengurangan dapat dipahami melalui penghitungan jari.

-3. Mendorong Kreativitas: Metode ini mendorong siswa untuk berpikir kreatif dalam memecahkan masalah. Mereka diajak untuk menemukan berbagai cara dalam menggunakan jari mereka untuk menyelesaikan soal-soal matematika

-4. Meningkatkan Konsentrasi: Aktivitas fisik menggunakan jari dapat meningkatkan fokus siswa dalam belajar, karena mereka terlibat secara langsung dalam proses pembelajaran.

-5. Menumbuhkan Rasa Percaya Diri: Siswa yang dapat menghitung dengan jari merasa lebih percaya diri dalam kemampuan matematika mereka, yang dapat mendorong mereka untuk berpartisipasi lebih aktif.

Kelompok Mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Peradaban (UP) Bumiayu, Kabupaten Brebes: Khofifah Yulis Tiani, Cinta Dwi Anjani, Tsalwa Dlyaul Jinan, Saras Okta Permatasari, Andreana Purnama Ramadhan, Yuhdiyati Nur Ida, Amelia Khana Pertiwi, Muhamad Haekal Wildani, Nanda Rizki Dwi Pamungkas, Iva Khumaeroh Khoerunnisa.

Tulisan dalam Kolom Opini ini adalah kiriman dari masyarakat. Segala tulisan bukan tanggung jawab Redaksi PanturaNews, tapi tanggung jawab penulisnya.

 
Belum ada komentar untuk ditampilkan pada artikel ini.

Komentar Berita