Minggu, 10/11/2024, 13:38:21
Implementasi kurikulum merdeka: Kebijakan, Tantangan, dan Dampaknya pada Guru dan Siswa
OLEH: NADIA RAIHANA SOFI
.

Ilustrasi. (Foto: Istimewa)

KURIKULUM Merdeka berasal dari dua kata yaitu "Kurikulum" dan "Merdeka". Merdeka bermakna sesuatu yang melambangkan kebebasan dan tidak terikat, maka merdeka belajar dapat diartikan sebagai kebebasan siswa untuk belajar dan memperoleh minat dan bakatnya, serta kemampuan yang ingin dimiliki dan dikembangkan, berdasarkan kemampuannya (Aryanti, 2023).

Menurut Indrawati dkk. (Barlian et al., 2022), kurikulum merdeka adalah kurikulum yang mencakup berbagai pembelajaran di dalam kelas di mana topik akan dioptimalkan, sehingga siswa memiliki waktu yang cukup untuk mengeksplorasi konsep dan membangun kompetensi. Guru dapat dengan fleksibel memilih berbagai alat pengajaran untuk menyesuaikan pembelajaran dengan kebutuhan dan minat belajar siswa.

Kurikulum merdeka yaitu salah satu bagian dari upaya pemulihan pembelajaran, dimana sebelumnya kurikulum merdeka disebut sebagai kurikulum prototipe yang kemudian dikembangkan sebagai kerangka kurikulum yang lebih fleksibel, dengan tetap fokus pada materi esensial pengembangan karakter serta kompetensi siswa.

Menurut Solehudin, dalam jurnalnya konsep pembelajaran kurikulum merdeka berfokus kepada pembelajaran yang berbasis projek dengan acuannya adalah profil pelajar pancasila, dari kurikulum ini diharapkan peserta didik dapat memiliki karakter, karena karakter merupakan hal yang penting dimiliki peserta didik untuk hidup bermasyarakat nanti dan sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.

Implementasi Kurikulum Merdeka melibatkan berbagai komponen yang saling terkait. Menurut Haryanto (2019), keberhasilan implementasi Kurikulum Merdeka sangat bergantung pada peran aktif guru sebagai fasilitator pembelajaran yang mampu memfasilitasi siswa dalam mengembangkan keterampilan, pengetahuan, dan sikap.

Kurikulum merdeka menuntut siswa unruk belajar secara mandiri dengan tujuan mengembangkan potensi yang dimiliki oleh siswa, dimana siswa lebih kreatif dan inovatif karena guru tidak lagi menjadipusat orientasi aktivitas dalam kegiatan pembelajaran.

Konsep belajar mandiri diciptakan agar siswa memiliki kebebasan dalam berpikir kritis dan cerdas yang dapat menimbulkan sikap kemandirian belajar bagi siswa. Dalam praktiknya, implementasi kebijakan kurikulum merdeka belum sepenuhnya dilaksanakan secara efektif dan efisien (Amiruddin et al., 2022).

Hal ini sesuai dengan kebijakan Kemendikbudristek yang memberikan keleluasaan kepada satuan pendidikan dalam melakukan implementasi kurikulum tergantung dengan kesiapan guru dan tenaga kependidikan. Di beberapa tempat pelaksanaan, implementasi kebijakan kurikulum merdeka belajar saat ini masih sebagai opsi dan belum dilaksanakan secara serentak di seluruh satuan pendidikan di Indonesia (Sartini & Mulyono, 2022).

Hal ini dikarenakan para pelaku pendidikan, khususnya guru dan siswa masih menghadapi banyak tantangan. Tantangan implementasi kurikulum merdeka bagi guru yaitu masih banyak guru yang belum memahami konsep kurikulum merdeka, sehingga pelaksanaan kurikulum merdeka masih belum maksimal serta perlu dievaluasi. Tantangan kesiapan guru menjadi pilar utama pelaksanaan kurikulum merdeka.

Eksistensi guru dalam penerapan kurikulum merdeka sebagai pengerak keberhasilan berbagai program merdeka belajar seperti pembelajaran berdiferensiasi, pelaksanaan projek penguatan profil pelajar pancasila, asesmen pembelajaran, serta pemberdayaan teknologi sebagai alat pendukung pembelajaran. Karena itu perlu adanya penguatan keberadaan guru melalui program pengembangan yang dilaksanakan secara terus menerus secara konsisten.

Kesiapan siswa juga menjadi tantangan utama dalam implementasi Kurikulum Merdeka karena menuntut mereka lebih aktif, mandiri, dan kreatif dalam belajar. Siswa yang terbiasa dengan metode konvensional mungkin kesulitan menyesuaikan diri dengan model pembelajaran yang lebih terbuka ini.

Keterampilan berpikir kritis dan rasa percaya diri yang masih terbatas bisa membuat beberapa siswa merasa bingung dan kehilangan motivasi. Oleh karena itu, diperlukan pendekatan untuk membantu siswa beradaptasi dan lebih siap menghadapi perubahan ini agar Kurikulum Merdeka dapat berjalan efektif.

Namun, dari berbagai tantangan yang dihadapi, kebijakan kurikulum merdeka belajar memiliki dampak yang sangat baik kepada guru. Peran guru sebagai penggerak dalam pendidikan bisa menjadi lebih leluasa dalam mengeksplor kemampuannya dalam mendidik dan menciptakan generasi bangsa yang berkualitas sesuai dengan program pemerintah, yaitu menjadi bangsa yang unggul di tahun 2045 (Suhartono, 2021).

Dari segi guru, kurikulum merdeka ini memiliki keterkaitan yang positif dengan pengembangan potensi guru dan juga platform merdeka mengajar. Hal ini dilihat dari adanya program Guru Penggerak dan Pendidikan Profesi Guru (PPG), dengan lahirnya pendidik yang berkualitas akan dapat mengembangkan serta menjaga kurikulum merdeka menjadi baik dan semakin baik lagi. Dampak positif yang dirasakan oleh siswa diantaranya yaitu perubahan pada pembelajaran siswa.

Dalam kurikulum merdeka siswa diberikan kesempatan untuk mengeksplorasi dan mengekspresikan minat belajarnya, hal ini bertujuan untuk membentuk siswa dengan jiwa kompetensi dan karakter yang baik. Selain itu, kurikulum merdeka ini juga berefek terhadap keaktifan siswa dalam belajar. Siswa akan kesulitan untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu yang hanya menjadi catatan dan ditentukan oleh kurikulum.

Hal ini dikarenakan kurikulum semacam ini hanya berpacu pada target angka saja dan siswa sering kali merasa terbebani dengan target angka tersebut. namun pada kurikulum merdeka ini, siswa bukan hanya berfokus pada target angka, melainkan setiap murid memiliki kesempatan untuk mendalami segmen lain, misalnya karakter, pola berpikir, hingga proses pengambilan keputusan yang dibutuhkan untuk menjadi sosok yang lebih baik dalam menjalani kehidupan.

Tulisan dalam Kolom Opini ini adalah kiriman dari masyarakat. Segala tulisan bukan tanggung jawab Redaksi PanturaNews, tapi tanggung jawab penulisnya.

 
Belum ada komentar untuk ditampilkan pada artikel ini.

Komentar Berita