Senin, 30/09/2024, 11:04:13
Mading dan Pojok Literasi: Bersinergi untuk Meningkatkat Budaya Membaca di SMA Negeri 1 Bumiayu
OLEH: AMELIA DWINA RAHMA
.

SEBAGAI mahasiswa Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) Universitas Peradaban Bumiayu, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, di SMA Negeri 1 Bumiayu, kami menyadari bahwa literasi merupakan bagian fundamental dari pendidikan.

Melalui literasi, siswa tidak hanya diajak untuk membaca, tetapi juga diajak untuk berpikir kritis, memahami, dan mengekspresikan diri. Dalam rangka memperingati budaya literasi, kelompok PPL kami berinisiatif untuk menyelenggarakan dua program literasi inovatif: Mading (majalah dinding) dan Pojok Literasi.

Kedua program ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan minat baca siswa, tetapi juga untuk menumbuhkan semangat membaca dan berkarya di kalangan generasi muda.

Mading sebagai media komunikasi di sekolah memiliki potensi besar untuk menjadi ruang ekspresi kreatif siswa. Melalui mading, siswa dapat menuliskan pandangan mereka tentang pentingnya literasi, perkembangan literasi, dan refleksi mereka terhadap nilai-nilai Pancasila.

Hal ini bukan hanya meningkatkan kemampuan menulis, tetapi juga memperdalam pemahaman mereka tentang pentingnya literasi dan identitas intelektual. Mading bisa menjadi wadah di mana siswa berbagi inspirasi, saling mengapresiasi karya, dan memperkaya pengetahuan mereka tentang sejarah bangsa.

Di sisi lain, Pojok Literasi menawarkan ruang fisik yang nyaman dan menarik bagi siswa untuk membaca buku-buku yang berkaitan dengan sejarah perjuangan Indonesia, biografi pahlawan nasional, hingga karya sastra klasik yang sarat dengan pentingnya membaca.

Pojok ini dirancang agar siswa merasa terdorong untuk membaca, menjelajahi buku-buku yang belum pernah mereka baca sebelumnya, dan mengembangkan minat baca mereka lebih lanjut. Dengan suasana yang mendukung, pojok literasi menjadi tempat yang menyenangkan untuk belajar dan merenung.

Mengapa kedua program ini penting? Karena literasi adalah jembatan menuju masa depan yang lebih baik. Dalam era digital yang serba cepat ini, banyak siswa yang lebih tertarik pada gawai dibandingkan buku. Program ini diharapkan dapat memberikan alternatif yang menarik dan edukatif bagi siswa untuk menghabiskan waktu mereka, memperkaya pengetahuan, sekaligus menumbuhkan rasa cinta tanah air.

Melalui mading dan pojok literasi, kami berharap dapat menghidupkan kembali semangat literasi di hati setiap siswa, mengingatkan mereka akan pentingnya pentingnya membaca, dan membentuk generasi muda yang kritis, dan mencintai tanah air mereka. Karena pada akhirnya, literasi bukan sekadar perayaan, melainkan sebuah tanggung jawab untuk terus belajar, berkarya, dan berkontribusi bagi bangsa.

Tulisan dalam Kolom Opini ini adalah kiriman dari masyarakat. Segala tulisan bukan tanggung jawab Redaksi PanturaNews, tapi tanggung jawab penulisnya.

 
Belum ada komentar untuk ditampilkan pada artikel ini.

Komentar Berita