PanturaNews (Tegal) - Memeriahkan HUT ke-66 SMA Negeri 1 (Smansa) Kota Tegal, menggelar barbagai kegiatan mulai jalan sehat, lomba-lomba pentas seni dan pemotongan tumpeng.
Pentas seni dan acara pemotongan tumpeng dikemas dalam New Topia Festival, digelar di halaman SMA Negeri 1 Kota Tegal, Kamis 22 Agustus 2024.
Dihadiri Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah XI Provinsi Jateng, Ketua IKASMA Tegal, Pengurus Komite SMA Negeri 1 Kota Tegal, Pengawas SMA Negeri 1 Kota Tegal dan Pengurus Yayasan Galang.
Kepala SMA Negeri 1 Kota Tegal Rosa Herawati menyebutkan, rangkaian kegiatan HUT ke-66 SMA Negeri 1 Tegal diantaranya, jalan sehat, donot darah, lomba-lomba, pentas seni dan acara pemotongan tumpeng.
"Ini terlaksana berkat kerja sama para siswa guru, serta para donatur, sehingga berlangsung meriah setiap tahunnya," ujar Rosa.
Rosa berharap di usia ke-66 tahun, SMA Negeri 1 Kota Tegal dapat mewujudkan sekolah yang menyenangkan, guyub rukun, bebas dari kekerasan.
Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah XI Provinsi Jawa Tengah Indri Astuti mengatakan, pada peringatan HUT ke-66 SMA Negeri 1 diharapkan menjadi motivasi bagi para siswa untuk terus berkarya, kreatif, inovatif dan tekun belajar.
Sementara Ketua Ikatan Alumni SMA Negeri 1 (IKASMA) Kota Tegal Dr Tafakurrozak berharap, SMA Negeri 1 Kota Tegal akan terus mencetak lulusan yang cerdas, pintar namun memiliki hati mulia atau hati yang baik. Sebab, saat ini banyak orang pintar, orang cerdas, namun belum tentu memiliki hati yang baik.
"Indonesia membutuhkan orang-orang cerdas, pintar dan memiliki hati yang baik. Sehingga apa yang dihasilkan orang-orang cerdas tersebut akan dirasakan manfaatnya untuk masyarakat dan kemajuan Indonesia," jelas Dr Tafakurrozak.
Pihaknya juga berpesan, agar sesama peserta didik di SMA Negeri 1 selalu guyub rukun, bukan sebaliknya saling bermusuhan yang menjurus tindak perundungan.
"Junjung tinggi ahlak dan hati yang baik, sehingga akan selalu terwujud suasana yang nyaman, aman dan guyub di SMA Negeri 1 Kota Tegal," ujar Dr Tafakurrozak.
Terkait meninggalnya dr Aulia Risma Lestari (30) alumni SMA Negeri 1 Tegal, yang diduga korban perundungan, Dr Tafakurrozak minta kasusnya diusut sampai tuntas dan transfaran.
"Saya mendukung sekali tindakan dilakukan oleh pihak kepolisian dan Kemenkes, usut sampai tuntas sampai pelaku-pelaku di lapangan dan aktor intelektualnya, karena sampai sekarang aktor intelektualnya belum kesentuh," tegas Tafakurrozak.
Menurut Dr Tafakurrozak, sebenarnya kepolisian dan Kemenkes memandang bahw kasus meninggalnya Aulia adalah kejahatan kemanusiaan yang masuk dalam organized crime (kejahatan teroganisir).
"Sebenarnya mudah, pertama tinggal sita Hp-nya masing-masing, karena saya melihat dan mendengar di situ ada cluster komunikasi antar angkatan, disitu ada WA grup atau telegram grup, tingkat pertama tidak boleh komunikasi dengan tiga angkatan di atasnya, begitu seterusnya," pungkas Dr Tafakurrozak.