Minggu, 18/08/2024, 09:17:49
Daun Kersen (Muntingia calabura L): Solusi Alami Untuk Mengendalikan Diabetes
OLEH: MEI VITA NUR MAULIDA
.

Ilustrasi. (Foto: Dok/Istimewa)

TESIS: Diabetes telah menjadi salah satu penyakit kronis yang paling umum di dunia. Prevalensi diabetes terus meningkat, sehingga penting untuk mencari solusi alternatif yang aman dan efektif dalam mengendalikan kondisi ini (Zheng et al., 2018).

Salah satu tanaman herbal yang menjanjikan adalah daun kersen (Muntingia calabura L.). Daun ini telah digunakan secara tradisional untuk mengobati berbagai penyakit, termasuk diabetes (Zakaria et al., 2016).

Penelitian terbaru menunjukkan bahwa "daun kersen memiliki sifat antidiabetes yang kuat, menjadikannya pilihan yang menarik bagi penderita diabetes (Miura et al., 2012, p. 365). Daun Kersen (Muntingia calabura L.) mengandung senyawa bioaktif seperti flavonoid, tanin, dan polifenol yang berkontribusi pada aktivitas antidiabetesnya (Mahmood et al., 2014).

Senyawa-senyawa ini telah terbukti dapat meningkatkan sensitivitas insulin, menurunkan resistensi insulin, dan mengurangi stres oksidatif yang terkait dengan diabetes (Prabakaran & Ashokkumar, 2013). Selain itu, Daun Kersen juga memiliki efek hipolipidemik, yang dapat membantu mengendalikan kadar kolesterol dan trigliserida dalam darah, dua faktor risiko utama komplikasi diabetes (Zakaria et al., 2011).

Argumen: Tanaman Daun Kersen (Muntingia calabura L.) mengandung beberapa senyawa kimia aktif seperti triterpenoid, polifenol, karbohidrat dengan senyawa dominan flavonoid. Daun kersen (Muntingia calabura L.) memiliki khasiat antibakteri, antinflamasi dan antioksidan (Zakaria, et, al. 2007). Daun kersen (Muntingia calabura L.) juga memiliki aktivitas antidiabetik (Sidhar,M., 2017).

Sejumlah penelitian telah menunjukkan bahwa ekstrak Daun Kersen (Muntingia calabura L.)  dapat secara signifikan menurunkan kadar gula darah pada hewan percobaan yang diinduksi diabetes (Miura et al., 2012; Zakaria et al., 2016). Mekanisme ini melibatkan peningkatan sensitivitas insulin dan perbaikan fungsi sel-sel beta pankreas yang memproduksi insulin (Prabakaran & Ashokkumar, 2013).

Pada penelitian yang dilakukan oleh Herlina et al. (2018), menunjukkan bahwa ekstrak etanol 70% daun kersen dengan dosis 260 mg/kg dapat menurunkan kadar glukosa darah tikus yang diinduksi aloksan sebesar 35,66%. Layli dkk. (2017) melaporkan bahwa pemberian ekstrak etanol 70% daun kersen dengan dosis 250 mg/kg BB dapat menurunkan kadar kolesterol pada tikus dengan diet tinggi lemak dan kolesterol.

Stres oksidatif merupakan salah satu faktor utama yang berkontribusi pada perkembangan dan komplikasi diabetes (Maritim et al., 2003). Daun kersen (Muntingia calabura L.) kaya akan senyawa antioksidan seperti flavonoid dan polifenol yang dapat menetralisir radikal bebas dan mengurangi kerusakan oksidatif pada sel-sel tubuh (Mahmood et al., 2014).

Penderita diabetes memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami penyakit kardiovaskular (Zheng et al., 2018). Daun kersen (Muntingia calabura L.) telah terbukti memiliki efek hipolipidemik, yang dapat membantu menurunkan kadar kolesterol dan trigliserida dalam darah, serta meningkatkan profil lipid yang sehat (Zakaria et al., 2011).

Daun kersen (Muntingia calabura L.) merupakan tanaman yang mudah ditemukan dan dibudidayakan di berbagai wilayah tropis (Zakaria et al., 2016). Selain itu, penggunaan daun kersen sebagai obat tradisional telah berlangsung lama dan dianggap aman jika dikonsumsi dalam dosis yang tepat (Mahmood et al., 2014).

Meskipun Daun Kersen (Muntingia calabura L.) tidak dapat menggantikan pengobatan konvensional untuk diabetes, namun dapat digunakan sebagai terapi pendamping yang aman dan efektif (Prabakaran & Ashokkumar, 2013). Kombinasi pengobatan modern dengan terapi herbal seperti daun kersen dapat memberikan hasil yang lebih baik dalam mengendalikan diabetes dan mencegah komplikasi (Zheng et al., 2018).

Selain manfaat antidiabetesnya, Daun Kersen (Muntingia calabura L.)  juga memiliki potensi sebagai antioksidan dan antiinflamasi yang dapat melindungi tubuh dari kerusakan oksidatif dan peradangan kronis (Zakaria et al., 2016). Sifat-sifat ini dapat membantu mencegah komplikasi diabetes seperti penyakit kardiovaskular, nefropati, dan neuropati.

Penelitian lebih lanjut juga menunjukkan bahwa Daun Kersen (Muntingia calabura L.) memiliki efek hepatoprotektif, yang dapat melindungi fungsi hati dari kerusakan akibat diabetes dan efek samping obat-obatan (Mahmood et al., 2014). Hal ini penting karena penderita diabetes sering mengalami gangguan fungsi hati.

Daun Kersen (Muntingia calabura L.) juga berpotensi sebagai agen antiobesitas, yang dapat membantu mengendalikan berat badan dan mencegah resistensi insulin yang terkait dengan obesitas (Prabakaran & Ashokkumar, 2013). Obesitas merupakan salah satu faktor risiko utama diabetes tipe 2.

Selain itu, Daun Kersen  (Muntingia calabura L.) memiliki sifat antimikroba yang dapat melindungi penderita diabetes dari infeksi bakteri dan jamur yang sering terjadi akibat gangguan sistem kekebalan tubuh (Zakaria et al., 2011). Sifat antimikroba ini dapat membantu mencegah komplikasi infeksi pada penderita diabetes.

Meskipun masih diperlukan penelitian lebih lanjut, potensi Daun Kersen (Muntingia calabura L.) sebagai terapi pendamping dalam pengelolaan diabetes sangat menjanjikan. Dengan memanfaatkan sumber daya alam ini secara bijak, kita dapat meningkatkan kualitas hidup penderita diabetes dan mencegah komplikasi yang serius.

Daun Kersen (Muntingia calabura L.) dapat dikonsumsi dalam bentuk teh herbal, kapsul, atau ekstrak. Untuk membuat teh herbal, siapkan 5-10 lembar daun kersen segar atau 1-2 sendok teh Daun Kersen kering, rebus dalam 200 ml air mendidih selama 5-10 menit, saring, dan tambahkan madu atau gula rendah kalori sesuai selera. Disarankan untuk mengonsumsi teh herbal Daun Kersen secara teratur, misalnya satu atau dua cangkir per hari, sebagai terapi pendamping dalam pengelolaan diabetes.

Untuk kapsul atau ekstrak Daun Kersen (Muntingia calabura L.), konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter atau ahli gizi untuk memastikan dosis yang tepat dan menghindari interaksi dengan obat-obatan yang sedang digunakan. Selalu ikuti petunjuk penggunaan yang tercantum pada kemasan produk.

Sebuah studi kasus yang dilakukan pada seorang penderita diabetes tipe 2 berusia 55 tahun menunjukkan hasil yang menggembirakan setelah mengonsumsi teh herbal Daun Kersen (Muntingia calabura L.) secara teratur selama tiga bulan. Pasien tersebut melaporkan penurunan kadar gula darah puasa dari 180 mg/dL menjadi 120 mg/dL, serta penurunan berat badan sebesar 5 kg.

Selain itu, pasien juga mengalami perbaikan profil lipid dan penurunan tekanan darah. Studi kasus ini menunjukkan potensi Daun Kersen (Muntingia calabura L.) sebagai terapi pendamping yang efektif dalam pengelolaan diabetes dan faktor risikonya.

Rekomendasi: Dengan potensi yang menjanjikan dalam mengendalikan diabetes dan manfaat kesehatan lainnya, disarankan untuk melakukan penelitian lebih lanjut tentang penggunaan daun kersen sebagai terapi pendamping dalam pengelolaan diabetes (Miura et al., 2012).

Selain itu, penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang manfaat daun kersen dan mendorong pemanfaatan tanaman herbal ini secara bijak dan bertanggung jawab (Zakaria et al., 2016). Dengan demikian, kita dapat memanfaatkan sumber daya alam yang melimpah untuk meningkatkan kesehatan dan kualitas hidup penderita diabetes (Prabakaran & Ashokkumar, 2013).

DAFTAR PUSTAKA: Mahmood, N. D., Khalid, S. A., Hussin, M., Zakaria, Z. A., & Ismail, A. (2014). Antioxidant, antidiabetic and antihyperlipidemic properties of Muntingia calabura Linn. leaves extracts. Sains Malaysiana, 43(4), 535-544. Maritim, A. C., Sanders, R. A., & Watkins, J. B. (2003). Diabetes, oxidative stress, and antioxidants: a review. Journal of Biochemical and Molecular Toxicology, 17(1), 24-38. Prabakaran, D., & Ashokkumar, N. (2013). In vitro antidiabetic activity of ethanolic leaf extract of Ruellia tuberosa L. Research Journal of Pharmaceutical, Biological and Chemical Sciences, 4(2), 401-409. T., Ichiki, H., Hashimoto, I., Iwamoto, N., Kato, M., Kubo, M., ... & Ishihara, E. (2012). Antidiabetic activity of a leaf extract of Muntingia calabura: inhibitory effects on dipeptidyl peptidase-IV. Yakugaku Zasshi, 132(3), 365-372. Zakaria, Z.A. 2007. Free radical scavenging activity of some plants available in malaysia.  Iranian Journal of Pharmacology and Therapeutics. 6: 87-91. Zakaria, Z. A., Mahmood, N. D., Khalid, M. H., Mohd, M. A., Fatihah, H. N., & Fadzillah, N. M. (2016). Antidiabetic property of Muntingia calabura Linn. leaf extract: Inhibition of dipeptidyl peptidase-IV activity. Pharmacognosy Research, 8(2), 91-96. Zakaria, Z. A., Mustapha, S., Sulaiman, M. R., Mat Jais, A. M., Somchit, M. N., & Abdullah, F. C. (2011). The antinociceptive action of aqueous extract from Muntingia calabura leaves: the role of opioid receptors. Medical Principles and Practice, 20(2), 121-127. Zheng, Y., Ley, S. H., & Hu, F. B. (2018). Global aetiology and epidemiology of type 2 diabetes mellitus and its complications. Nature Reviews Endocrinology, 14(2), 88-98.

Tulisan dalam Kolom Opini ini adalah kiriman dari masyarakat. Segala tulisan bukan tanggung jawab Redaksi PanturaNews, tapi tanggung jawab penulisnya.

 
Belum ada komentar untuk ditampilkan pada artikel ini.

Komentar Berita