POLA hidup zaman sekarang sangat tidak baik bagi kesehatan tubuh. Dimulai dari jarangnya berolahraga, tidur larut malam, terlalu sering bermain gadget dan lain-lain. Pola makan juga sangat mempengaruhi kesehatan manusia, masyarakat sekarang lebih sering membeli makanan cepat saji, makanan tinggi garam, makanan berlemak dan lain-lain. Hal tersebut membuat banyak orang terkena berbagai penyakit, salah satunya hipertensi.
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah kondisi dimana tekanan darah di atas batas normal (130/80 mmHg atau lebih). Kondisi ini dapat menyebabkan berbagai macam komplikasi kesehatan yang membahayakan nyawa jika dibiarkan. Besarnya tekanan yang terjadi bergantung pada resistensi dari pembuluh darah dan seberapa intens jantung untuk bekerja. Seseorang dapat mengalami hipertensi apabila semakin banyak darah yang dipompa jantung.
Dapat dilihat pernyataan di atas tentang bahayanya tekanan darah tinggi, untuk itu kita harus senantiasa mengontrol tekanan darah agar tetap stabil dan menjalani aktivitas dengan mudah. Oleh karena itu, kita membutuhkan obat yang dapat mengontrol tekanan darah. Pilihan obat beragam, namun disarankan untuk menggunakan obat herbal dari tumbuhan, salah satu tumbuhan yang dapat membantu mengontrol atau menurunkan tekanan darah adalah daun kelor.
Manfaat daun kelor bagi kesehatan adalah untuk mengurangi kadar gula darah, menangkal radikal bebas, mengurangi peradangan, mengurangi kadar kolesterol, menjaga kesehatan kulit, menurunkan tekanan darah dan sebagainya. Di daun kelor terdapat kandungan vitamin C, vitamin A, beta karoten, magnesium, zat besi, chlorgenic acid, vitamin B2, antioksidan, quercetin. Daun kelor juga dapat diolah berbagai macam minuman.
Tekanan darah tinggi biasanya diderita oleh orang dewasa, orang kegemukan, atau bisa karena keturunan. Orang yang kegemukan atau obesitas menimbun banyak lemak di dalam tubuhnya, lemak tersebut membuat pembuluh darah menyempit sehingga menyebabkan tekanan darah tinggi atau hipertensi.
Hipertensi merupakan peningkatan tekanan sistolik di atas 140 mmHg dan tekanan darah diastolic diatas 90 mmHg. Penyakit ini tidak bersifat menular yang dapat membunuh penderita akibat dari komplikasi tekanan darah.
Berdasarkan data WHO tahun 2015 jumlah penderita hipertensi di dunia mencapai 1,13 miliar orang, wilayah Afrika memilik prevalensi hipertensi tertinggi 27% sedangkan Asia Tenggara menempati posisi ke-3 dengan prevalensi sebesar 25%.
Berdasarkan data dari Riskesdas tahun 2018 prevalensi penderita hipertensi di Indonesia 34,11% dari jumlah penduduk, provinsi Kalimantan Selatan menempati posisi pertama nilai prevalensi tertinggi 44,13% dan provinsi Sumatera Utara menduduki utrutan ke-22 dengan nilai prevalensi 29,29%.
Hipertensi memiliki beberapa factor resiko seperti umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan, tempat tinggal, dan gaya hidup. Maka perlu diupaya penanggulangan hipertensi dapat dilakukan dengan pendekatan farmakologis seperti pemberian obat hipertensi yang terdiri dari diuretic, Angiostensin Receptor Blocker, Calcium Charnnel Blocker, dan anti hipertensi lainnya. (Kemenkes RI, 2019).
Daun kelor disebut “The Tree of Life” atau “The Miracle Tree”, karena banyaknya manfaat yang ada di dalamnya. Daun kelor berbentuk bulat, kecil dan tersusun majemuk dalam satu tangkainya serta teksturnya yang tipis.
Upaya penanggulangan hipertensi dapat dilakukan secara non-farmakologis seperti menggunakan rebusan daun kelor yang mudah ditemukan di daerah beriklim tropis, seperti Indonesia.
Tanaman ini berperan sebagai anti kolesterol, anti bakteri, anti radang, anti tumor, menurunkan kadar gula, serta menurunkan tekanan darah (Yanti dan Novia, 2018).
Daun kelor mengandung antioksidan antara lain alkaloids, saponin, fitostrerols, tannins, fenolik, polyphenol dan flavonoid. Kadar polyphenol dan flavonoid pada daun kelor diketahui lebih tinggi dibandingkan daun lain seperti daun labu siam dan daun pakis
Daun kelor juga memiliki kandungan vitamin C 220 mg/100g daun. Kandungan vitamin C daun kelor ini 4 kali lebih banyak dari daun lainnyaseperti daun kenikir yang memiliki kandungan vitamin C 64,6mg/100g daun dan daun papaya yang memiliki kandungan vitamin C 61,8mg/100g daun (Alverina, dkk, 2016).
Daun kelor mengandung potassium yang dapat mengendalikan tekanan darah dan kandungan fitosterol yang mencegah peningkatan kolesterol jahat dalam darah (Yanti dan Novia, 2018).
Berdasarkan penelitian Yanti dan Novia terhadap rebusan daun kelor. Adapun langkah-langkah penelitian sebagai berikut:
Jenis penelitian menggunakan metode pre-experimental yaitu metode untuk melihat pengaruh rebusan daun kelor terhadap penderita hipertensi di Panti Jompo Guna Budi Bakti Medan dengan melihat nilai tekanan darah sebelum tindakan (pre-test) dan sesudah tindakan (post-test).
Penelitian dilakukan pada bulan Januari 2021. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh penderita hipertensi di Panti Jompo Guna Budi Bakti Medan dengan jumlah populasi 25 orang. Teknik pengambilan sampel pada penelitian yaitu total pengambilan sampling teknik pengambilan sample, analisis data dalam penelitian secara univariat dilakukan untuk mendapatkan gambaran distribusi frekuensi responden setiap variabel yang diteliti.
Analisis univariat bertujuan untuk melihat gambaran setiap variabel yang akan diteliti dalam distribusi frekuensi. Analisis univariat dalam penelitian ini dalam bentuk tabel dan narasi.
Karena pengobatan ini termasuk pengobatan non-farmakologis, sehingga meminimalisir penggunaan obat-obatan farmakologis yang memiliki efek samping kepada lansia.
Penelitian yang dilakukan oleh Alverina, dkk, (2016) dibagi menjadi dua kelompok yaitu tikus yang tidak diberikan ekstrak daun kelor dengan tikus yang akan diberikan daun kelor yang telah diesktrak dengan pemberian dosis 200mg/kgBB, 400mg/kgBB dan 60 mg/kgBB personde setelah dua jam dilakukan pemberian diet aterogenik dalam waktu 28 hari kemudian diambil organ untuk diteliti jumlah sel kardiomiosit yang nekrosis.
Menurut asumsi peneliti tekanan darah tinggi timbul akibat adanya plak pada pembuluh darah sehingga menyebabkan peningkatan tekanan pada sistol dan diastole jantung.
Pola hidup zaman sekarang sangat tidak baik bagi kesehatan tubuh. Dimulai dari jarangnya berolahraga, tidur larut malam, terlalu sering bermain gadget dan lain-lain. Pola makan juga mempengaruhi kesehatan manusia, masyarakat sekarang lebih sering membeli makanan cepat saji, makanan tinggi garam, makanan berlemak dan lain-lain. Hal tersebut membuat banyak orang terkena berbagai penyakit, salah satunya hipertensi.