Selasa, 11/06/2024, 14:44:46
13.800 Buruh Tekstil Kena PHK. PT Dupantex Pekalongan Resmi Ditutup
.
LAPORAN TIM PANTURANEWS

Pabrik tekstil garmen. (Foto: ilustrasi)

PanturaNews (Jakarta)- Konfederasi Serikat Pekerja Nusantara (KSPN) menyatakan bahwa ada sekitar 13.800 buruh tekstil terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) dari Januari 2024 hingga awal Juni 2024.

"Kurang lebih dari periode Januari 2024 sampai awal Juni (2024) sekitar 13.800 (buruh tekstil di-PHK). Itu data KSPN, yang kami punya. Yang kecil-kecil, puluhan (PHK) belum kami input, karena ada juga PHK atau efisiensi," katanya seperti melansir cnnindonesia.com, Selasa 11 Juni 2024.

Dia menyebut PHK ini tersebar di beberapa wilayah perusahaan tekstil. Misalnya, pabrik milik PT Alenatex yang tutup di Bandung, Jawa Barat, pada beberapa waktu lalu.

Ristadi mengatakan karyawan PT Alenatex mulanya ribuan, sekitar 2.000 orang lebih. Namun, perusahaan tersebut melakukan PHK secara bertahap.

Karena cash flow-nya terus berdarah-darah, kemudian tersisa ada 700 pekerja, itu gak kuat juga. Akhirnya pabriknya ditutup. Sisa pekerja 700 itu sekitar Mei (2024) ditutup (PHK) juga," ungkapnya.

Bahkan, Ristadi menuturkan data PHK yang terjadi di Jawa Tengah lebih masif. Ia mencatat pabrik-pabrik yang terdampak, misalnya di grup PT Sri Rejeki Isman Tbk alias Sritex.

Dia mencontohkan tiga perusahaan di bawah grup Sritex yang mem-PHK sejumlah karyawannya. Ada PT Sinar Pantja Djaja di Semarang, PT Bitratex di Kabupaten Semarang, dan PT Djohartex yang ada di Magelang.

"Kemudian, kalau di Kusuma Group di Karanganyar, Jawa Tengah, itu sampai ada sekitar 1.600-an pekerja. Ada 3 perusahaan di dalamnya yang tutup, itu juga terjadi pada April 2024-Mei 2024," tutur Ristadi soal PHK buruh tekstil lainnya.

Orderan `Senin-Kamis`

Ristadi mengatakan data teranyar yang dimiliki KSPN adalah PHK pabrik tekstil di wilayah Pantura. Ini menimpa buruh yang bekerja di PT Dupantex di Pekalongan, Jawa Tengah.

"Itu kurang lebih pekerjanya 700. Sebelumnya, juga sama pekerjanya ribuan. Karena gak kuat sisa 700, akhirnya ditutup. Kalau gak salah, perusahaan mengumumkan tutup di Juni (2024)," jelasnya.

Secara garis besar, dia menangkap biang kerok PHK massal ini adalah orderan yang lesu. Ristadi menyebut tingkat pesanan yang masuk ke sejumlah pabrik tekstil di Indonesia terus menurun.

Presiden KSPN ini menyebut banyak juga perusahaan yang merumahkan karyawannya saat tak ada order masuk. Pasalnya, pengusaha tekstil tersebut tak punya modal jika harus mem-PHK buruh.

"Mau PHK, dia (pengusaha) gak ada uang, mempekerjakan ndak ada pekerjaan," ungkap Ristadi soal kondisi di lapangan.

"Perusahaan ada order jalan, enggak, tutup lagi. `Senin-Kamis` lah kira-kira. Kalau lama-lama begini cash flow perusahaan gak akan kuat dan tutup juga," tambahnya.

Rincian PHK pabrik tekstil hingga awal Juni 2024:

- Pabrik tutup

1. PT Dupantex, Jawa Tengah PHK sekitar 700 karyawan

2. PT Alenatex, Jawa Barat PHK sekitar 700 karyawan

3. PT Kusumahadi Santosa, Jawa Tengah PHK sekitar 500 orang

4. PT Pamor Spinning Mills, Jawa Tengah PHK sekitar 700 orang

5. PT Kusumaputra Santosa, Jawa Tengah PHK sekitar 400 orang

6. PT Sai Apparel, Jawa Tengah PHK sekitar 8.000 orang

- PHK karena efisiensi

1. PT Sinar Pantja Djaja, Jawa Tengah sekitar 2.000 karyawan

2. PT Bitratex, Jawa Tengah sekitar 400 karyawan

3. PT Djohartex, Jawa Tengah sekitar 300 karyawan

4. PT Pulomas, Jawa Barat sekitar 100 karyawan.


 
Belum ada komentar untuk ditampilkan pada artikel ini.

Komentar Berita