Senin, 14/08/2023, 22:58:15
Ali Irfan, Pembelajar Multitalenta. Kader yang Selalu Siap Ditugaskan Partai
-LAPORAN SL. GAHARU

Ali Irfan, kader PKS pada aktivitasnya membantu memfasilitasi kelas-kelas pelatihan yang dirancang untuk meningkatkan skill komunikasi. (Foto: Dok/Pribadi)

…maka dia harus siap dan berjuang mendulang suara…

PanturaNews (Tegal) - Dia adalah profesional trainer. Dia yang dikenal sebagai Learning Enthusiast, baru saja menyelesaikan program Magister Pendidikan. Dia adalah kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Dia adalah Ali Irfan, kader yang selalu siap ketika ditugaskan partai.

Ali Irfan dikenal publik sebagai sosok multitalenta yang menyukai dunia pendidikan dan pelatihan. Ia sering terlibat sebagai MC, moderator, trainer, dan narasumber di berbagai kegiatan, baik yang diselenggarakan pemerintah maupun instansi.

Sebagai profesional trainer, dia memfasilitasi kegiatan pelatihan sesuai kebutuhan. Salah satu program besutan dia yang paling banyak diminati adalah Public Speaking Class di Kota Tegal yang menyasar peserta mulai dari usia anak, remaja, sampai dewasa.

“Skill bicara memiliki kekuatan mengubah cara pandang, mindset, bahkan perilaku orang lain,” ungkapnya ketika bincang-bincang dengan PanturaNews, Senin 14 Agustus 2023.

Oleh karenanya, Ali Irfan membantu memfasilitasi kelas-kelas pelatihan yang dirancang untuk meningkatkan skill komunikasi. Ada fakta menarik yang menggambarkan sisi profesionalitas Ali Irfan.

“Beberapa kawan saya bilang, kalau kegiatan pelatihan dimana saya terlibat di dalamnya, jadi lebih terasa berkelas,” katanya.

“Mungkin karena saya sangat menikmati peran itu. Pekerjaan kalau memang dinikmati memang jadi lebih hidup. Jadi seperti punya ruh,” lanjutnya.

Ali Irfan lahir di Tegal pada 20 Februari 1985. Ia baru saja menyelesaikan program Magister Pendidikan di IAIN Syekh Nurjati Cirebon, dengan mengambil konsentrasi Manajemen Pendidikan Islam.

“Wisuda baru beberapa bulan lalu, Maret 2023,” ujarnya bangga.

Selain pendidikan formal, Ali Irfan juga mengambil beberapa program sertifikasi profesi diantaranya Certified BNSP skema Pendamping UMKM, Certified Trainer by BNSP, dan Certified Trainer Magnet Rezeki.

Sebelum menekuni dunianya saat ini di dunia pelatihan, dulu Ali Irfan adalah seorang wartawan. “Saat masih kuliah saya aktif di pers kampus. Kemudian jadi wartawan di Tabloid Transaksi Cirebon,” ungkapnya.

Selain jadi wartawan, Irfan juga pernah juga jadi Guru Bahasa Inggris di sebuah lembaga kursus, sebelum akhirnya menjadi guru di Sekolah Islam Terpadu MI Luqman Al Hakim Slawi pada tahun 2009-2016.

Saat menjadi guru ia telah menerbitkan beberapa pemikirannya dalam 2 judul buku B’right Teacher (2012) dan Hanya Satu Menit anda bisa menaklukkan hati murid (2017). Ia juga sempat menjadi co writer pada buku milik beberapa tokoh.

Selepas jadi guru dia diminta mengelola sebuah lembaga pendidikan di Sekolah Al Biruni. Di tempat tersebut ia menjadi Public Relation Sekolah Al Biruni merangkap sebagai Training Manajer Yayasan Buana Kita (2016-2021).

Saat memutuskan melanjutkan studi S2, dia memutuskan  untuk resign sebagai Public Relation sekaligus Manajer Training, dan memutuskan untuk menjadi professional trainer.

Kini disela kesibukannya mengisi pelatihan, ia juga menjadi tenaga Ahli Fraksi PKS DPRD Kota Tegal, sekaligus menjadi Dosen praktisi pada beberapa perguruan tinggi Vokasi di Kota dan Kabupaten Tegal.

Sedemikian padat aktivitasnya, ia tidak pernah melewatkan kesempatan untuk terus menerus meningkatkan skill dan wawasan. Bisa jadi itulah yang menjadikan salah satu alasan kenapa dia dikenal sebagai Learning Enthusiast, yang memiliki arti orang yang gemar dan pandai belajar. Wow Memang benar-benar multitalenta!

Ali Irfan, mulai terlibat dan bergabung dengan PKS pada tahun 2009. Di PKS ia menjadi Kabid Humas DPD PKS Kota Tegal. Sebagai kader PKS, ketika ditugaskan partai untuk menjadi calon legislative (Caleg) di Dapil 3 Kecamatan Margadana, Kota Tegal, maka dia harus siap dan berjuang mendulang suara sebanyak-banyaknya.

Ali Irfan merasa nyaman dengan amanah itu, karena mengorbitkan orang tampil di publik, tetapi dia sendiri lebih sering tampil di belakang layar.


 
Belum ada komentar untuk ditampilkan pada artikel ini.

Komentar Berita