Ketua GMNI Brebes, Faizal. (Foto: dok)
PanturaNews (Brebes) - Viralnya anak pejabat negara yang melakukan kasus kekerasan yang menjadi sorotan masyarakat hingga akhirnya banyak terungkap tingkah laku para pejabat negara yang bergaya hidup mewah.
Hal ini berawal dari kasus pejabat pajak Rafael Alun Trisambodo yang memiliki kekayaan fantastis mencapai Rp 56,1 miliar. Padahal dirinya berstatus pejabat Eselon III. Kemudian muncul viralnya foto Dirjen Pajak Suryo Utomo yang mengundang banyak kritik dari masyarakat.
Ketua DPC GMNI Brebes, Faizal Ramadhan mengecam perilaku pejabat demikian, khususnya apabila pameran kemewahan dilakukan oleh pejabat-pejabat di Brebes dari level manapun.
Pasalnya, banyak masyarakat Brebes hidup dibawah garis kemiskinan, dan bahkan beberapa desa di kabupaten Brebes mendapatkan predikat miskin ekstrim.
"Di tengah upaya pemulihan ekonomi pasca pandemi, lebih elok apabila semua pihak bergotong royong agar kondisi ekonomi segera lebih membaik. Sebagaimana data Badan Pusat Statistik kemisikinan di Kabupaten Brebes pada tahun 2020 meningkat sebesar 0,81 persen dari 16,22 persen menjadi 17,03 persen," kata Faizal, Rabu 1 Maret 2023.
Peningkatan itu, lanjutnya, terjadi akibat pandemi Covid-19, dan secara berangsur terus ditekan agar tidak kembali meningkat.
“Jangan sampai Pejabat negara melakukan hal yang tidak etis mempertontonkan kekayaan dan gaya hidup hedon ditengah masyarakat yang kesusahan. Pejabat negara harus memiliki moralitas dan sensitivitas sosial yang tinggi sebagai pejabat publik yang digaji dari pajak rakyat” tutur Faizal
Jika terjadi di Brebes, lanjutnya, itu sangat menghina masyarakat Brebes ditengah kemiskinan ekstrem dan tentu akan menimbulkan publik distrust terhadap pejabat dan pemerintah. Pasalnya, amanat konstitusi adalah memastikan kesejahteraan umum, bukan memastikan kesejahteraan perut dan gaya hidup pejabat. Sambungnya
Perilaku gaya hidup mewah pejabat seperti sudah menjadi trend, kemewahan tidak hanya dengan memamerkan koleksi barang mewah semata. Bahkan, rutinitas liburan ke luar negeri dan makan makanan mewah juga sering menjadi pemandangan yang tidak elok di hadapan publik. Fenomena seperti itu menjangkit hampir di banyak diri pejabat diberbagai macam level.
“Apalagi, kita sering sekali melihat bagaimana pejabat memamerkan kemewahannya liburan di luar negeri, makanan mewah, dan lain sebagainya. Hal ini tentu sangat mengganggu. Khususnya bagi masyarakat Brebes, dalam kesulitan hidup harus pasrah menerima suguhan pameran kemewahan pejabat yang dipilihnya,” ungkap Faizal
Ke depan, ia berharap, otoritas berwenang harus secara serius melakukan pengawasan. Karena bukan tidak mungkin kemewahan-kemewahan yang dipamerkan adalah hasil dari korupsi. Begitu juga publik, dalam hal ini masyarakat harus juga turut memberikan teguran kepada pejabat-pejabat yang tidak memiliki sensitivitas sosial tersebut.
"Sebagai pejabat publik seyogyanya harus bisa menjadi tauladan, memiliki integritas dan kredibilitas, karena di pundaknya lah harapan dan nasib masyarakat dititipkan. Selain itu, perilaku memamerkan kemewahan juga bisa berdampak sistemik terhadap citra lembaga dalam hal ini tentu lembaga negara," tandasnya.