DALAM pendidikan formal seperti sekolah, siswa akan belajar berbagai mata pelajaran salah satunya adalah matematika. Menurut Permendikbud RI No. 59 tahun 2014, matematika merupakan ilmu yang sangat luas, mendasari perkembangan teknologi modern juga mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu dan memajukan daya pikir manusia.
Oleh karena itu, matematika diberikan kepada semua siswa dari jenjang sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Matematika wajib dipelajari siswa karena sangat berguna dalam kehidupan sehari-hari serta matematika sangat dibutuhkan untuk mendukung ilmu-ilmu lain dalam kehidupan.
Melalui matematika akan membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif yang sangat berguna bagi peserta didik di masa depan.
Pentingnya peranan matematika seharusnya membuat matematika menjadi salah satu mata pelajaran yang menyenangkan dan digemari siswa. Akan tetapi, kebanyakan siswa menganggap matematika sulit dipelajari, siswa juga berpendapat gurunya kebanyakan tidak menyenangkan, membosankan, menakutkan, angker, killer dan sebagainya, hal ini berbanding terbalik dengan kebutuan matematika dikehidupan sehari-hari.
Hal yang sama juga diungkapkan Wahyuni (2020), bahwa sebagian besar siswa kurang berminat dan bahkan tidak berminat terhadap pelajaran matematika karena menganggap matematika merupakan pelajaran yang sulit, rumit dan membosankan. Disinilah peran guru sangat dibutuhkan dalam pengelolaan pembelajaran, karena keberhasilan pembelajaran dipengaruhi oleh proses belajar yang diciptakan guru.
Untuk mengatasi permasalahan di atas, yang dapat dilakukan guru adalah mengubah cara pembelajaran yang tidak hanya satu arah antara guru kepada siswa, tapi pembelajaran yang dua arah dimana siswa turut serta dalam proses belajar. Bahwa dalam pengelolaan proses belajar mengajar diharapkan mampu memilih metode yang sesuai untuk digunakan agar tercipta situasi belajar mengajar yang kondusif. Cara ini dapat mengembangkan potensi pada dirinya secara optimal.
Metode demonstrasi adalah suatu metode mengajar memperlihatkan bagaimana jalannya suatu proses terjadinya sesuatu. Oleh karena itu Metode Demonstrasi merupakan metode mengajar yang sangat efektif, sebab membantu para peserta didik untuk mencari jawaban dan usaha sendiri berdasarkan fakta yang dilihat.
Metode demonstrasi adalah pertunjukan tentang suatu proses atau benda sampai pada penampilan tingkah laku yang dicontohkan agar dapat diketahui dan dipahami oleh peserta didik secara nyata, atau tiruan peragaan suatu proses dapat dilakukan oleh guru sendiri atau dibantu beberapa peserta didik, dapat pula dilakukan olehsekelompok peserta didik. MuhibbinSyah (2000).
Metode demonstrasi adalah metode yang digunakan untuk memperlihatkan sesuatu proses atau cara kerja suatu benda yang berkenaan dengan bahan pelajaran.Menurut Terkait hal tersebut, model pembelajaran Demonstasi atau pembelajaran menggunakan bantuan alat dapat dijadikan alternatif untuk digunakan dalam pembelajaran matematika.
Indikator minat ada empat, yaitu: a. perasaan senang, b. ketertarikan siswa, c. perhatian siswa, dan d. keterlibatan siswa (Safari, 2003). Masing-masing indikator tersebut sebagai berikut:
-a. Perasaan Senang: Seorang siswa yang memiliki perasaan senang atau suka terhadap suatu mata pelajaran, maka siswa tersebut akan terus mempelajari ilmu yang disenanginya. Tidak ada perasaan terpaksa pada siswa untuk mempelajari bidang tersebut.
-b. Ketertarikan Siswa: Berhubungan dengan daya gerak yang mendorong untuk cenderung merasa tertarik pada orang, benda, kegiatan atau bisa berupa pengalaman afektif yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri.
-c. Perhatian Siswa: Perhatian merupakan konsentrasi atau aktivitas jiwa terhadap pengamatan dan pengertian, dengan mengesampingkan yang lain dari pada itu. Siswa yang memiliki minat pada objek tertentu, dengan sendirinya akan memperhatikan objek tersebut.
-d. Keterlibatan Siswa: Ketertarikan seseorang akan suatu objek yang mengakibatkan orang tersebut senang dan tertarik untuk melakukan atau mengerjakan kegiatan dari objek tersebut.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Metode Demonstrasi dapat meningkatkan motivasi siswa dalam mempelajari matematika dan bisa menumbuhkan minat belajar terhadap materi matematika. Karena pada dasarnya metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan, dan aturan melakukan suatu kegiatan baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan yang sedang disajikan.
Metode demonstrasi dalam hubungan dengan penyajian informasi, dapat diartikan sebagai upaya peragaan tentang suatu cara melakukan sesuatu.