Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Dr. Abdul Fikri Faqih saat menjadi Keynote Speaker di Workshop Pendidikan di Hotel Bahari Inn Kota Tegal. (Foto: Dok/Hilmi)
“Kita harus berupaya agar pendidikan tidak runtuh dan harus diselamatkan,”
PanturaNews (Tegal) - Efek pandemi Covid -19 menghantam banyak sektor termasuk dunia pendidikan. Meski demikian, pelaksanaan pendidikan harus tetap optimal, hindari learning loss.
Demikian dikatakan Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Dr. Abdul Fikri Faqih saat menjadi Keynote Speaker di Workshop Pendidikan di Hotel Bahari Inn Kota Tegal, Jawa Tengah, Kamis 14 Oktober 2021.
Workshop Pendidikan dengan peserta dari wilayah Kota Tegal ini, digelar kerjasama antara Dirjen PADU-DIKDASMEN Kemendikbud Ristek dan Komisi X DPR RI.
“Kita harus berupaya agar pendidikan tidak runtuh dan harus diselamatkan,” tegas Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini.
Karenanya, kata Fikri yang ke Senayan dari Dapil Jawa Tengah IX (Kota-Kabupaten Tegal, Kabupaten Brebes), kebijakan untuk pembelajaran tatap muka terbatas (PTMT), perlu didukung semua pihak.
“Dunia pendidikan yang kembali berjalan merupakan langkah menyelamatkan bangsa usai dihantam pandemi sejak awal-awal 2020. Kita bisa mengambil pelajaran dari beberapa negara,” jelas Fikri.
Fikri mencontohkan, Jepang yang di bom maka inventaris pertama yang dilakukan adalah berapa guru dan tenaga pendidik yang ada. Atau negara lain yang terkena wabah, yang menjadi perhatian pertama adalah keberlangsungan pendidikan agar bisa berjalan dengan baik dan optimal.
“Inilah yang perlu menjadi perhatian kita. Perlu diingat, bahwa tujuan negara dibentuk salah satunya adalah mencerdaskan kehidupan bangsa,” terangnya.
Lanjut Fikri, sebagaimana di rumuskan dalam Pembukaan UUD 1945, dan UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3; bahwa tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga yang demokratis serta bertanggung jawab.
“Maka dalam melaksanakan kembali pendidikan yang perlu menjadi perhatian adalah factor kesehatan, dimana dalam masa pandemi, kita perlu memahami bahwa pendemi itu ada, terus bagaimana kita bisa mensiasati kondisi yang ada,” urai Fikri.
Sehingga kebijakan memulai Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT), maka menurut Fikri yang harus diperhatikan adalah vaksninasi untuk pendidik, tenaga pendidik dan peserta didik menjadi prioritas negara.
Vaksinasi, lanjut Fikri, diberikan kepada semua jenjang, formal dan non formal termasuk pendidikan keagamaan yang sudah ada pada SKB 4 Menteri. Pelaksanaan PTMT harus tetap dipastikan bahwa protokoler kesehatan diterapkan maksimal, dan diawasi serta dikaji secara berkala.
“Apresiasi kepada para aktifis dan pekerja, guru pendidik di tingkat usia dini (PAUD) dimana sebagai starter point pendidikan yang akan memberikan warna hasil pendidikan,” pungkasnya.
Acara dihadiri oleh Direktur Pendidikan Anak Usia Dini, Dr. Muhammad Hasbi yang menyampaikan tujuan workshop Pendidikan, untuk memberikan gambaran teknis agar PTMT terlaksana dengan baik.
Sekertaris Dinas Pendidikan Kota Tegal, Dra, Herlien Tjokrowati yang mewakili Walikota Tegal. Kepala Bidang Pembinaan PAUD dan PNF Kota Tegal, Dewi Umaroh, Spsi, MH. Konsultan Manajemen Perguruan Al-Irsyad Tegal, Penasehat Dewan Pendidikan Kota Tegal dan praktisi pendidikan, Dr. Yayat Hidayat Amir.