Seorang mahasiswa pasti kenal dengan istilah contek menyontek, bukan hanya sebatas kenal mungkin kejadian ini sudah menjadi kebiasaan dan terjadi dimana-mana. Kejadian itu sering terjadi ketika mahasiswa sedang melakukan kegiatan ulangan atau ujian.
Seorang mahasiswa merasa kesulitan dalam menjawab soal yang tersedia, akhirnya menyontek atau meminta jawaban pada temannya. Mungkin itu jalan satu-satunya yang bisa mereka lakukan untuk bisa menjawab soal yang mereka hadapi.
Kajadian seperti itu tidak semua orang mau memberikan jawabannya kepada teman yang lain. Namun karna hal itu mungkin sangat menyebalkan ketika meminta jawaban tapi tidak diberikan, akhirnya mereka menyindir dengan se enaknya terutama dalam sosial media.
Mereka mengatakan, "Orang yang tidak memberikan jawaban ketika sedang ujian itu pelit". Sudah banyak sekali konten yang seperti ini tersebar di mana-mana. Pada konsepnya itu sama, menghujat orang-orang yang kikir memberikan jawaban ketika ulangan atau ujian.
Saya kira orang yang membuat konten seperti itu, adalah orang yang memiliki kenangan buruk pada masa itu. Sehingga ketika lulus sekolah, mereka masih menaruh dendam pada anak yang pelit itu.
Sebelum saya lanjut, alangkah baiknya mereka itu memahami arti pelit dan jujur. Mereka juga seharusnya mengerti tentang perbedaan berbagi ilmu dengan berbagi contekan. Itu sudah jelas sekali kalian telah memahaminya bukan? Kalian paham dengan mata pelajaran PPKn? Dimana di dalamnya pasti menjelaskan perbedaan perilaku terpuji dan perilaku tercela. Melakukan penyontekan itu sudah jelas perbuatan yang tidak terpuji.
Jika dalam penilaian, saya setuju sekali jika ada anak pintar setiap kali di tanya tentang materi tetapi menjawab saya tidak tahu, saya tidak mengerti atau juga belum belajar. Tapi ketika ujian di mulai dan hasilnya keluar dia mendapatkan nilai 100. Jika mau menghujat manusia yang seperti itu, oke saya juga mau ikutan. Menyembunyikan ilmu itu dilarang oleh agama.
Jika mengerti tentang materi itu, tidak ada salahnya jika menerangkan atau menjelaskan kepada teman yang belum mengerti. Orang yang memberikan ilmunya walaupun sedikit itu, pahalanya mengalir dan di tambahkan ilmunya oleh Alloh SWT.
Orang pintar itu juga butuh proses, dimana ketika temanmu asik bermain namun kita sibuk mendalami pelajaran. Ketika temanmu asik bermain handphone atau gams, kita sibuk memahami materi yang belum kita paham. Semuanya itu butuh prosesnya. Tapi ketika ujian berlangsung, kita sudah lelah dan susah payah rmempelajari pelajaran di waktu malam hari atau waktu yang senggang tapi teman kita mengganggu ketika kita sedang mengerjakan ujian, lebih parahnya lagi meminta jawaban ujian.
Jika kita tidak meberikan jawaban, kita dianggap anak pelit. Logika nya begini, kamu bekerja keras menabung, rela tidak foya-foya uang nya untuk di tabung. Tapi ketika tabungan kamu sudah penuh temanmu minta jatah atau bagian. Kita yang tidak memberikan jarah di katakan anak pelit. Kita yang sudah usaha keras untuk tidak ini itu, tapi teman kamu hanya menikmati hasil yang kita dapat. Kenapa tidak mau berjuang bersama- sama gituloh.
Ketika ada anak yang minta di jelaskan tentang materi yang belum paham, kita terima. Tapi jika hanya minta contekan, kita juga harus berfikir bagaimana susah payah kita berjuang. Apalagi jika tidak memberi jawaban di bilang pelit, tidak setia kawan. Katanya kalo kita pelit nanti matinya dikubur sendiri. Wkwk
Jadi tolong pahami arti pelit dan jujur. Bedakan mana yang salah dan benar. Semua orang pintar, jika mau usaha. Jadi untuk kalian yang masih ngomong kalo orang yang tidak memberikan jawaban ketika ujian itu orang pelit, itu sudah jelas sangat salah.
Jangan di biasakan melakukan hal-hal yang seperti ini, ini merupakan dampak yang sangat merugikan pada suatu saat nanti.
(Naela Apriyati adalah mahasiswi semester 4 Ilmu Komunikasi Universitas Peradaban Bumiayu (UPB) Kabupaten Brebes, Jawa Tengah)