Minggu, 21/03/2021, 17:05:00
Kebijakan Pemerintah Soal Impor Beras 1 Juta Ton Dapat Kecaman
LAPORAN TAKWO HERIYANTO

Ketua DPC GMNI Brebes, Jefry Saputro.

PanturaNews (Brebes) - Rencana Pemerintah Pusat yang akan mendatangkan beras impor sebanyak 1 juta ton dalam waktu dekat ini, mendapatkan kecaman dari Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Brebes, Jawa Tengah.

Menurut Ketua DPC GMNI Brebes, Jefry Saputro, kebijakan Pemerintah Pusat akan impor beras 1 juta ton sangat menciderai perasaan petani di Indonesia. Termasuk petani  di Kabupaten Brebes.

Hal itu, mengingat di Kabupaten Brebes sendiri pada bulan maret 2021 ini, sudah memasuki masa panen. Apalagi berdasarkan data dari Dinas Pertanian Ketahanan Pangan (DPKP) Kabupaten Brebes, menyebutkan, ada sebanyak 28.403 ha luas lahan yang akan dipanen dan akan menghasilkan gabah 159.057 ton.

“Padahal stok beras di Kabupaten Brebes sendiri mengalami surplus hingga mrncapai 109.867 ton. Artinya hingga Mei 2021 mendatang stok beras aman," tutur Jefry.

Dijelaskan Jefry, kebijakan impor beras hanya membuat untung distributor saja. Disisi lain petani yang berharap mendapatkan untung dimasa panen malah buntung. "Ini karena disaat yang sama beras dipasaran akan kembali dibanjiri dengan beras impor,” terangnya.

Disatu sisi, kata Jefry, petani di Kabupaten Brebes saat ini masih mengalami kebingungan untuk mendapatkan pupuk subsidi dipasaran. Hal itu, karena adanya pemberlakuan kartu tani, sementara distribusi kartu tani masih amburadul.

"Banyak petani yang mengeluhkan hal ini, yang akhirnya petani harus beli pupuk non subsidi. Sedangkan harganya lebih mahal sehingga ongkos produksi tanam petani mahal, sementara harga jual gabah maupun berasnya hancur karena banyaknya beras impor," jelas Jefry.

Atas persoalan itu, pihaknya sudah melakukan kordinasi dengan Kepala DPKP melalui pesan singkatnya, akan segera melakukan rapat kordinasi dengan bulog di Kabupaten Brebes.

Jefry berharap DPKP harus berani menolak kebijakan tersebut,  jangan sampai panen raya nanti petani kembali menerima kenyataan pahit karena harga jualnya murah kalah dengan beras impor.

‘’ DPC GMNI Brebes akan terus melakukan kajian dan pemantauan terkait kebijakan pemerintah tersebut, dan saat ini juga kader kader GMNI Brebes sedang turun ke petani,“ ucap Jefry.


 
Belum ada komentar untuk ditampilkan pada artikel ini.

Komentar Berita