Kamis, 06/11/2014, 07:10:32
Sosialisasi ASI, KPASI Blusukan ke Desa Terisolir
Laporan Takwo Heriyanto

Sosialisasi pentingnya Air Susu Ibu ekslusif di salah satu pedesaan terpencil (Foto: Takwo)

PanturaNews (Brebes) - Memberikan sosialisasi mengenai pentingnya Air Susu Ibu (ASI) ekslusif dan bahaya susu formula ke masyarakat pedesaan terpencil tidak menjadi hambatan bagi Kelompok Pejuang Air Susu Ibu (KPASI) Kabupaten Brebes, Jawa Tengah (Jateng).

Bekerjasama dengan Pemberdayaan Perempuan Kepala Keluarga (PEKKA) Desa Wlahar, Kecamatan Larangan, Kabupaten Brebes, KPASI yang beranggotakan Adi Assegaf, Bahrul Ulum dan Dunarso, rela blusukan ke daerah terisolir, yaitu Dukuh Tegalwangi, Desa Wlahar, Kecamatan Larangan.

Salah satu narasumber dari KPASI, Adi Assegaf mengatakan, resep jitu agar anaknya sehat, ceria dan berakhlaqul karimah kuncinya adalah dengan memberikan ASI sejak usia 0-6 bulan (ekslusif). Jangan diberi makanan lainnya seperti pisang, madu maupun air putih.

"Setelah 6 bulan kemudian, baru dilanjutkan dengan ASI dan Makanan Pendukung ASI (MPASI), karena kandungan ASI sangat luar biasa. Bahkan, lebih komplit karena ada kandungan Lactosa, Protein dan Lemak. Semakin ibu memberikan ASI secara rutin kepada bayinya, maka saya yakin 100% di Dukuh Tegalwangi Desa Wlahar ke depan nasib generasi yang akan datang menjadi generasi yang sehat, ceria dan pintar," ujar Adi saat memberikan sosialisasi di kediaman Ibu Daryunah, di desa setempat.

Perwakilan Kader PEKKA Desa Wlahar Kartini, dalam pemaparannya menjelaskan, Perempuan Kepala Keluarga (Pekka) adalah perempuan yang melaksanakan peran dan tanggungjawab sebagai pencari nafkah, pengelola rumah tangga, serta pengambil keputusan dalam keluarganya.

Menurutnya, PEKKA ini mencakup perempuan yang ditinggal/dicerai hidup oleh suaminya, perempuan yang suaminya meninggal dunia, perempuan yang membujang atau tidak menikah. Kemudian perempuan bersuami, tetapi oleh karena suatu hal, suaminya tidak dapat menjalankan fungsinya sebagai kepala keluarga perempuan bersuami, namun tidak mendapatkan nafkah lahir dan batin karena, suaminya bepergian lebih dari satu tahun.

"Kegiatan kami rutin setiap bulan dengan mengundang narasumber dari tingkat kecamatan dan kabupaten. Terutama permasalahan sosial di masyarakat, salah satunya adalah hari ini dengan diberikan sosialisasi seputar ASI Ekslusif. Mudah-mudahan nantinya ada perubahan perilaku tentang kesehatan dan gizi di Dukuh Tegalwangi ini," ujar Kartini

Sementara, salah peserta sosialisasi Monawaroh, menyampaikan, jumlah penduduk di desanya sebanyak 10.649 orang dengan perincian laki-laki 5.341 dan perempuan 5.310. Dari jumlah penduduk tersebut sebanyak 2.500 orang berada di Dukuh Tegalwangi, Desa Wlahar Kecamatan Larangan.

"Disini ada 11 RT, dan bagi kami dukuh ini terisolir saat musim hujan, karena tidak bisa dilalui oleh kendaraan baik mobil atau motor. Itu karena warga harus naik perahu untuk menyebrangi dukuh ini, sebab tidak ada jembatan menuju akses desa ini. Bahkan, juga belum ada bidan desa yang menetap di dukuh ini, sehingga ada hambatan saat ada orang sakit kami kesulitan untuk mencari pengobatan.

Disatu sisi, masih banyak kaum yang melahirkan dengan dukun karena jauhnya akses layanan kesehatan. Mohon bantuannya agar Pemkab Brebes untuk memprioritaskan dukuh kami ini agar memiliki Bidan Desa dan adanya jembatan penghubung," urainya.


 
Belum ada komentar untuk ditampilkan pada artikel ini.

Komentar Berita