Habib Ali Prihatin Atas Nasib PKL, Vidionya Viral
LAPORAN JOHARI
Rabu, 07/10/2020, 00:36:09 WIB

Habib Ali

PanturaNews (TEGAL) – Carut marutnya penataan pedagang kaki lima (PKL), karena adanya pembangunan disayangkan Wakil Ketua DPRD Kota Tegal dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Habib Ali Zaenal Abidin. Dia prihatin, dengan sikap Pemkot Tegal yang belum memberikan tempat yang layak untuk berdagang bagi PKL.

Menurut Habib, sebelum mereka tergusur karena adanya proyek pembangunan seperti di kawasan alun-alun hingga stasiun, semestinya Pemkot Tegal membuat desain tata ruang terlbih dahulu, tempat berdagang para PKL dan itu harus adil .

"Sejak awal kami konsisten. Di Fraksi PKB menyampaikan agar Pemkot tidak melakukan penggusuran PKL namun yang ada penataan," kata Habib Ali ditemui di ruang kerjanya di Gedung DPRD, Selasa 06 Oktober 2020

Habib Ali menegaskan, berbagai persoalan di tengah masyarakat yang harus diselesaikan Pemkot Tegal. Salah satunya penetapan Raperda Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW).

"Dalam pembahasan Raperda  RTRW, Fraksi PKB menyampaikan  penetapan  Raperda tidak bisa ditetapkan dengan tergesa-gesa. Karena dalam pembahasan harus bisa menjawab segala permasalahan yang ada," kata dia.

Sebelum adanya pembongkaran lapak PKL lanjut Habib, seharusnya sudah direncanakan dulu mau dipindah kemana. Sehingga video kejadian PKL di Jalan Pancasila yang sempat viral tidak akan terjadi dan menyebar kemana-mana.

" Jangan sampai masyarakat harus membayar dengan tetesan air mata hanya untuk mencari sepiring nasi, saya sedih melihatnya," tegas Habib.

Selain PKL, Habib Ali juga turut menyoroti perihal kecukupan air bersih di wilayah Kecamatan Tegal Timur. "Selain itu Pemkot juga harus menjawab untuk program menciptakan lingkungan perumahan yang bersih dan kebutuhan rumah warga," pungkasnya.

Sebelumnya, viral video emak-emak pedagang kaki lima (PKL) di Tegal yang seorang diri protes di hadapan aparat gabungan viral di media sosial instagram dan facebook.  Video yang berdurasi 5.17 menit, seorang perempuan awalnya menolak ketika ditertibkan petugas gabungan dari Satpol PP di Jalan Pancasila Kota Tegal. Ia merasa, berjualan merupakan kegiatan halal dan mengapa sampai dijaga apalagi diusir aparat. Karena merasa diawasi, bahkan ia merasa seperti diperlakukan sebagai teroris.

“Kalau tidak jualan gimana. Dagang nyari uang hari ini buat makan besok. Ko kaya teroris kita dijaga petugas semene akehe. Kalau aku teroris dijaga kaya ngene bener. Wong kita dagang ko halal ko. Cari itu yang kriminal,” kata dia, yang disambut teriak PKL lainnya, “Hidup PKL.”