Dinas Pariwisata Minta Harga Makanan di PAI Disamakan
LAPORAN JOHARI
Senin, 08/06/2020, 23:09:08 WIB

Halal bi Halal paguyuban pedagang PAI

PanturaNews (Tegal) – Belum adanya kesamaan harga makanan dan minuman di obyek wisata Pantai Alam Indah (PAI) Kota Tegal, Jawa Tengah, antara pedagang sebelah timur dan sebelah barat disayangkan oleh Herlina Kasi Pengelolaan Destinsi dan Usaha Pariwista, Dinas Pemuda Olahraga, Pariwisata, Seni dan Budaya (Disporasenbud) Kota Tegal. Hal itu diungkapkan saat Halal bi Halal dan Reorganisasi  Paguyuban Pedagang PAI, Senin 08 Juni 2020.

Herlina berharap tidak ada persaingan harga antara pedagang baik sebelah timur maupun sebelah barat. Untuk untuk itu harus distandarkan dan disepakati oleh semua pdagang. “Semua harga baik makanan maupun minuman harus tertulis dan bisa dilihat oleh pengunjung. Jangan sampai ada kesan, di warung A lebih mahal dibanding warung B, apalagi sampai muncul warung di PAI harganya nekek atau mencekek, sehingga pengunjung tidak mau lagi ke PAI,” tegas Herlina.

Herlina juga minta kepada ketua atau pengurus paguyuban, harus berani melarang sepeda ontel naik ke Jogging taeck, tanpa kecuali. “Jogging track itu untukpejalan kaki atau sarana olah raga, jadi tidak boleh ada pedagang asongan, sepeda ontel apalagi sepeda motor naik ke atas. Ketua paguyuban harus berani menegur,” pintanya.

Kanit Polisi Pariwisasta AIPTU Hengki, menambahkan meski Kota Tegal sudah zona hijau bahkan sudah New Normal, namun semua pengunjung diwajibkan melakukan protokol kesehatan covid-19, seperti pakai masker, cuci tangan dan jaga jarak.
“PAI ini tempat wisata, yang berkunjung orang dari mana saja, dikwatirkan ada salah satu pengunjung yang positif covid-19 kemudian menularkan ke pangunjung lainnya,” kata Hengki.

Sementara tokoh masyarakat yang juga ekonom, H Nadirin minta kepada pedagang di PAI untuk melalukan dagang syarii yaitu ada barang yang dijual, ada penjual, pembeli, harga dan akad jual beli. “Jadi semua harga-harga yang dijual baik makanan ataupun minuman harus terpampang dan mudah dibaca oleh pembeli. Jangan sampai pembeli setelah bayar grundel, makan kaya gitu saja sekian, mahal sekali. Hal seperti itu membuat pengunjung tidak dating lagi dan tidak makan lagi. Coba kalau murah, pengunjung akan datang lagi bahkan bawa temannya,” ungkap H Nadrin.

Pembina paguyuban pedagang PAI, Hadi Santoso minta kepada ketua paguyuban yang baru agar secepatnya  mengkoordinir anggota untuk menata pedagang dan juru parkir. Tidak ada laagi persaingan bisnis antara pedagang dan juru parkir sebelah barat dan sebelah timur. Selain itu harus mampu mengatasi pedagang asongan yang masuk ke lokasi wisata.

Dalam pemilihan ketua paguyuban, Roiman akhirnya dipilih kembali sebagai ketua paguyuban pedagang PAI Kota Tegal.