 |
 |
|
|
|
|
PanturaNews (Brebes) - Anggota DPRD Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, dari Fraksi PDIP, Tri Murdiningsih M.Psi, Psikolog, mempertanyakan penggunaan anggaran penanggulangan Covid-19. Pasalnya, penggunaan anggaran oleh Pemkab Brebes tersebut dinilai kurang transparan.
"Kami patut menanyakan penggunaan anggaran tersebut dari Rp 10 Milyar yang dianggarkan sudah terserap sebesar Rp 8,276 Milyar," katanya di sela-sela aksi sosial pembagian bantuan sembako dan masker untuk tukang parkir dan tukang becak di Kota Kecamatan Bumiayu, Minggu 05 April 2020.
Menurutnya, dari data yang diperoleh, anggaran penanganan yang terserap di antaranya untuk belanja Alat Pelindung Diri (APD), masker dan hand sanitizer. Selain itu, juga telah digunakan untuk upaya sterilisasi di kantor pemerintahan dan fasilitas umum.
"Faktanya di lapangan di Puskesmas dan lainnya masih kekurangan APD," ungkap Tri.
Dikatakan, anggaran tersebut juga terserap untuk mendukung operasional kegiatan posko pemeriksaan Covid-19 di wilayah perbatasan yang telah dirikan.
"Sementara yang ada di lapangan banyak posko itu swadaya dari masyarakat dan juga dukungan dari TNI dan Polri," ujar Tri.
Pada kegiatan siang itu, Tri Murdiningsih yang duduk di Komisi 2 DPRD Brebes yang juga psikolog ini dengan dana pribadi memberikan bantuan 150 paket sembako kepada tukang parkir dan tukang becak. Selain sembako juga dibagikan masker untuk pelindung diri.
"Mereka para pekerja di tempat keramaian, tentu sangat berisiko terhadap penularan virus Corona sehingga perlu diberikan pemahaman dan juga bantuan untuk pelindung," jelas Tri.
Selain itu, adanya wabah virus Corona juga berdampak pada pendapatan ekonomi bagi tukang parkir dan tukang becak. Sehingga adanya bantuan paket sembako diharapkan dapat meringankan beban ekonomi.
Tri Murdiningsih anggota DPRD Brebes dari Dapil 2 (Paguyangan, Bumiayu, Sirampog dan Tonjong) ini juga prihatin dengan masih adanya warga yang kurang hati-hati dengan bahayanya penyebaran virus Corona.
Hal itu diketahui dengan masih banyak warga yang beraktivitas di luar bahkan juga kumpul-kumpul di keramaian.
"Kesadaran mereka harus lebih ditumbuhkan agar mereka faham resiko dan akibat jika terlalu sering beraktivitas di luar apalagi tidak mengindahkan anjuran sosial distancing atau jaga jarak," pungkas Tri.
