Jadi Relawan, Anggota BPBD Brebes ke Palu
LAPORAN TAKWO HERIYANTO
Kamis, 04/10/2018, 23:39:17 WIB

Rudi Setiawan (tengah) memakai kacamata hitam. (Foto : Dokumen)

PanturaNews (Brebes) - Anggota Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, Rudi Setiawan (48) menjadi salah satu dari sekian banyak anggota yang lolos menjadi relawan.

Yakni mendapat tugas mulia untuk membantu para korban bencana gempa-tsunami beberapa waktu lalu di Kota Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng).

Berbagai persiapan juga sudah dilakukan. Termasuk kondisi fisik dan peralatan dasar keselamatan. Selain itu, kesiapan juga diperlukan surat sehat yang didapat dari keterangan dokter. Apalagi, musibah di Palu banyak menelan korban jiwa, sehingga harus memiliki kesehatan yang prima dalam mengevakuasi jenazah.

“Kesehatan memang paling utama, tapi kecekatan atau keahlian dalam membuat tenda dan mengelola dapur umum juga diujikan. Jika semua itu lulus, baru dinyatakan layak untuk ikut. Dan saya satu di antara puluhan relawan yang lolos dan akan diberangkatkan ke Palu,” ujar Rudi, saat dikonfirmasi, Kamis 4 Oktober 2018.

Saat ini, sudah terdapat ribuan relawan dari berbagai penjuru nusantara berada di lokasi bencana yang menelan korban hingga 1400 jiwa lebih.

Pada akhir pekan ini, rencana terdapat 32 relawan anggota BPBD dari Provinsi Jawa Tengah (Jateng, termasuk Rudi akan diberangkatkan dari Semarang oleh Gubernur Jateng Ganjar Pranowo.

”Insya Allah Jumat 5 Oktober ini, saya akan berangkat ke Semarang. Lusa bersama para relawan lainnya di Jateng, baru berangkat ke Palu melalui jalur darat menuju ke Tanjung Perak (Surabaya). Untuk kemudian melalui jalur laut,” kata Rudi.

Setelah itu, lanjut Rudi, selama tiga hari dirinya beserta relawan lainnya akan menempuh jalur laut menuju Sulteng.

Rudi mengatakan, memilih mengabdi untuk misi kemanusiaan merupakan suatu hal yang wajib bagi dirinya. Beberapa waktu lalu dia dikirimkan untuk menjadi relawan musibah gempa bumi di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) selama dua pekan.

Segala resiko menjadi relawan telah dipersiapkan. Di antaranya, harus meninggalkan sang istri Vifti Nova Wulansari (37) dan anak tunggalnya yang baru berusia lima tahun.

“Alhamdulillah istri selalu mendukung apa yang telah menjadi kewajiban saya (relawan). Jadi selama ini tidak ada keluhan dari istri, ya walaupun terkadang sulit untuk melepaskannya. Tapi tugas ini bagi saya itu ibadah,” ucap Rudi.

Dijelaskan Rudi, ia mulai menjadi relawan dalam musibah bencana alam sejak 2004 lalu. Tahun itu, dirinya hanya sebatas mengurus logistik dalam misi kemanusiaan tersebut. Namun, baru 2006 lalulah dirinya diperkenankan turun langsung dalam mengevakuasi korban bencana alam. Seperti musibah gempa di Padang, musibah di Yogyakarta, Lombok dan kali ini Kota Palu.

Pengalaman berharga baik keadaan suka duka dalam menjadi seorang relawan yang membuatnya tetap teguh. Selain bisa berkumpul dengan relawan dari berbagai daerah dan bisa menolong antar sesama menjadi kebanggaan tersendiri olehnya. Namun, berpisah dengan sang istri dan anak menjadi duka yang harus dijalani selama menjadi relawan.