|
"Pasar tradisional tidak akan mati tergerus oleh minimarket dan e-commerce. Pasar tradisional memiliki ceruk sendiri yang berbeda dengan pasar modern " ( Menteri Perdagangan RI Enggartiasto Lukita )
Tidak dapat kita pungkiri bahwa keberadaan pasar tradisional memiliki peran yang sangat besar dalam gerak perekonomian Indonesia. Pasar tradisional masih mendominasi dalam aktifitas perdagangan khususnya penjualan ritel dan memiliki pangsa pasar atau segmen pasar tersendiri. Pasar tradisional menawarkan kepuasan tersendiri bagi konsumen untuk bisa menawar, terlepas dari faktor harga yang murah ataupun lokasi yang strategis. Pasar Tradisional Tak Pernah Sepi Pengunjung.
Beragam aktivitas terlihat setiap hari di pasar tradisional. Tak hanya itu, ekspresi para pengunjung pun menghiasi dan mewarnai pasar. Ramai, ialah satu kata yang cocok untuk mencerminkan pasar tradisional dalam kesehariannya.
Keberadaan pasar tradisional saat ini masih sangat dibutuhkan oleh siapa pun. Transaksi jual beli berlangsung aktif. Pembeli sibuk menawar serta penjual yang tanpa lelah menawarkan dagangannya. Itulah pasar tradisional, tempat masyarakat bersosialisasi sembari menemukan segala macam kebutuhan sehari-hari.
Namun keberadaan pasar tradisional kini memang mulai tersaingi oleh pasar modern. Tetapi, pasar tradisional tetap memiliki tempat di hati pembeli karena memiliki banyak manfaat. Salah satu penyebab mulai tergerusnya keberadaan pasar tradisional adalah faktor kebersihan.
Masalah tata kelola sampah yang memang belum tertata dengan rapi adalah fakta yang tidak terbantahkan. Penelusuran awak media Panturanews(Kendal) Rabu 10/1/2018 di pasar tradisional yang ada di pasar Kota Kendal Kab. Kendal Jawa Tengah, menunjukan adanya tata kelola sampah yang masih belum berjalan sebagaimana mestinya. Sampah masih terlihat berserakan dimana-mana dan bau tak sedap yang menyengat adalah hal yang sangat mudah dijumpai.
Pasar terlihat semakin semrawut dan kumuh yang disebabkan tidak tertibnya para pedagang dalam menggelar dagangannya. Lorong pasar sebagai akses aktifitas pedagang maupun pembeli, berubah menjadi lapak. Kondisi seperti itu jelas membuat tidak nyaman kepada siapapun yang datang.
Tata kelola sampah dan pentaan pedagang yang baik di pasar tradisional, menjadi salah satu faktor kunci untuk mengembalikan kejayaan pasar tradisional. Untuk itu, sangat diperlukan sebuah kerjasama dari semua pihak yang terlibat. Dalam hal ini, peran pemerintah memiliki porsi paling besar.
(Adang Purnomo adalah jurnalis, tinggal di Kabupaten Kendal)