Kamis, 23/09/2021, 19:54:35
Direktur SMA Kemendikbud RI: Antisipasi Klaster Sekolah
LAPORAN JOHARI

Direktur SMA Kemendikbud RI Suhartono Arkham memberikan tas kepada siswa SMA 2 Kota Tegal

PanturaNews (Tegal) – Untuk memastikan Pembelajaran Tatap Muka (PTM), sudah sesuai protokol kesehatan (Prokes) atau belum. Direktur Sekolah Menengah Atas (SMA) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Republik Indonesia (RI), Suhartono Arkham melakukan kunjungan kerja ke SMA 2 Kota Tegal, Kamis 23 September 2021.

Direktur SMA Kemendikbud RI Suhartono Arkham mengatakan pertama yang dilihat tentang pelaksanaan PTM terbatas. Karena tidak semua SMA bisa melaksanakanya. Dan jumlah sekolah yang banyak.

"Tadi kami melihat PTM terbatas, memang sudah aman. Tujuannya untuk mengantisipasi agar tidak terjadi klaster sekolah seperti di daerah lain," kata Suhartono di SMA 2 Kota Tegal.

Suhartono melanjutkan hal itu bisa dilihat dari daftar periksa yang ada, setelah dilakukan pengecekan untuk sarana tempat cuci tangan, ketersedian handsanitanizer dan pemeriksaan suhu semua ada. Kemudian diterapkanya jarak dan dibatasi jumlah siswa yang masuk.

"Saya lihat sekolah ini sudah bagus, tetapi meskipun Kota Tegal sudah level 2. Semuanya agar jangan abai dan lengah, itu merupakan tugas guru untuk memastikan siswa menerapkan Prokes ketat," ujarnya.

Suhartono menjelaskan pelaksanaan prokes itu penting untuk menghindari kluster di sekolah dan agar virus tidak ada. Meskipun semua sudah berikhtiar untuk menghindari virus. Tetapi ada beberapa hal yang harus dilakukan, misal siswa saat pulang agar tidak berkerumun jauh lebih aman anak dijemput. Tetapi kalau tidak memungkinan dijemlut harus ada komunikasi. Anak berangkat sekolah sehat dan pulang juga sehat. Kemudian saat pulang lepas baju dan mandi.

"Untuk kunjungan di Tegal ada di dua sekolah dan lanjut ke SMA di solo," ujar Suhartono.

Kepala SMA Negeri 2 Tegal Sri Ningsih usai menerima kunjungan itu mengungkapkan adanya kunjungan ini patut disyukuri bersama, itu berarti SMA Negeri 2 Tegal jadi sampel penerapan PTM terbatas. Dan sekolah juga melaksanakan program sekolah penggerak. Hal itu bisa menjadi tolak ukur pelaksanaan PTM di Jateng. Dan kunjungan ini merupakan apresiasi.

"Untuk pelaksanaan PTM sendiri, tidak ada hambatan. Karena sebelumnya sudah melaksanakan piloting," ujar Ningsih.

Menurutnya, siswa SMA 2 Kota Tegal, sudah terbiasa menerapkan prokes, bahkan guru punya kewajiban untuk menegur  jika ada siswa yang abai, seperti belum cuci tangan atau pakai masker belum sesuai.

“Siswa sudah terbiasa dengan prokes, artinya tanpa disuruh mereka  dengan sendirinya menjalankan prokes, cuci tangan, pakai masker, bahkan kalau pulang juga sendiri-sendiri tidak bergerombol termasuk sampai di rumah bajau yang dipakai langsung dicopot untuk dicuci,” pungkasnya.


 
Belum ada komentar untuk ditampilkan pada artikel ini.

Komentar Berita