Senin, 27/01/2020, 14:38:11
Sejahterakan Petani, Desa Terlaya Gelar Pelatihan Membuat Kompos
LAPORAN ZAENAL MUTTAQIEN

Kegiatan pelatihan pembuatan pupuk kompos cair dan pengelolaan sampah diikuti para petani di Desa Yerlaya Kecamatan Bantarkawung (Foto-Foto: Zaenal Muttaqin)

PanturaNews (Brebes) - Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan warga petani, Desa Terlaya Kecamatan Bantarkawung, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, melakukan program pemberdayaan petani. Melalui program tersebut petani dilatih membuat pupuk kompos cair.

Kepala Desa Terlaya Ujang Muhaimin mengatakan, lebih dari 70 persen warganya bermata pencaharian sebagai petani yang memiliki ketergantungan tinggi terhadap pupuk kimia. Sementara hasil panen dari usaha pertanian masih tergolong rendah sehingga tingkat kesejahteraan petani juga masih rendah.

"Hasil dari pertanian biasanya pas-pasan sehingga kesejahteraan petani juga pas-pasan," katanya, saat memberikan sambutan pada kegiatan Pelatihan Pembuatan Kompos Cair dan Pengelolaan Sampah, Senin 27 Januari 2020.

Menurutnya, penghasilan petani rendah karena biaya produksi tinggi, selain itu juga rentan terhadap serangan hama. Karenannya pemerintah Desa Terlaya menggelar pelatihan pembuatan pupuk kompos bagi petani dan untuk pengendalian hama petani diajak membuat rumah burung hantu (Rubuha).

"Pelatihan ini selama sehari diikuti oleh para petani cara membuat pupuk kompos cair dan rubuha," kata Ujang di sela-sela kegiatan yang digelar di Aula Balai Desa tersebut.

Melalui pelatihan yang didanai oleh pemerintah desa ini, para petani diajari cara membuat pupuk kompos dengan bahan dari sampah rumah tangga. Hal ini sekaligus juga untuk mengatasi persoalan sampah yang ada di Desa Terlaya.

"Sampah rumah tangga setiap hari selalu ada, dan perlu penanganan agar tidak menjadi masalah lingkungan," ujar Ujang.

Sampah organik dari rumah tangga dimanfaatkan untuk pembuatan pupuk cair organik, sementara yang tidak dapat dimanfaatkan, seperti plastik dibakar dengan alat pembakaran yang telah disediakan oleh desa.

"Sampah organik dibuat pupuk dan yang non organik sementara dibakar, karena saat ini juga belum ada tempat penampungan sampah," ungkap Ujang.

Pelatihan Pembuatan Kompos Cair dan Pengelolaan Sampah menghadirkan nara sumber dari Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Bantarkawung. Koordinator BPP Bantarkawung, Ruswanto menyambut baik kegiatan pembuatan kompos tersebut.

"Kegiatan ini sangat bagus dan sudah semestinya dilakukan untuk mengurangi ketergantungan petani terhadap pupuk kimia," katanya.

Menurutnya, pupuk kimia meski ada subsidi dari pemerintah bagi petani harganya masih cukup tinggi. Selain itu dalam jangka lama akan berdampak pada menurunnya kesuburan tanah dan akan makin bergantung pada pupuk kimia.

Penggunaan pupuk kompos organik akan mengembalikan kesuburan tanah. Pembuatan pupuk kompos juga cukup mudah dengan memanfaatkan sampah rumah tangga.

"Petani dilatih membuat pupuk sendiri dan bahannya juga mudah didapat, sehingga akan mengurangi biaya produksi dan di sisi lain tanah akan meningkat kesuburannya sehingga hasil panen juga akan lebih banyak," tutur Ruswanto.

Diungkapkan, pembuatan pupuk kompos cair dan pembuatan rubuha akan disosialisasikan ke seluruh petani di Kecamatan Bantarkawung. Agar petani di Bantarkawung mulai beralih ke pupuk kompos atau organik, untuk meningkatkan produksi pertanian dan kesejahteraan petani.

"Ini diawali di Terlaya melalui program desa, tapi nanti setiap desa juga akan dilakukan sosialisasi pada para petani," pungkas Ruswanto.


 
Belum ada komentar untuk ditampilkan pada artikel ini.

Komentar Berita