Sabtu, 12/10/2019, 16:05:28
Hikmah di Balik Keringnya Sungai Pemali Brebes
LAPORAN TAKWO HERIYANTO

Komarudin sedang membuat ukiran putri duyung di batu Sungai Pemali yang mengering (Takwo Heryanto)

PanturaNews (Brebes) - Dampak musim kemarau yang berkepanjangan, membuat beberapa sungai mulai mengering. Namun hal itu tidak lantas membuat warga sekitar yang biasa memanfaatkan air sungai merasa gelisah atau bahkan mengeluh.

Sebaliknya, warga mencoba untuk bisa mengambil hikmah dari aliran air sungai yang mulai mengering dan hanya nampak batu-batuan besar itu. Seperti yang dilakukan oleh Komarudin, warga Desa Rengaspendawa, Kecamatan Larangan, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah.

Pria berusia 39 tahun ini, memanfaatkan aliran air sungai Pemali yang sudah mulai mengering dan nampak batu-batuan besar di desanya, yang berbatasan dengan Desa Wanacala, Kecamatan Songgom.

Tepat di bawah jembatan sungai Pemali perbatasan dua desa itu, Komarudin mengubah bentuk batu-batuan besar di sekitarnya menjadi ukiran patung yang menakjubkan. Meski peralatan yang digunakan hanya pahat dan lempengan kayu.

Batu-batuan besar yang ada di sungai Pemali dirubah bentuk menjadi ukiran patung yang indah dan unik serta mengandung seni. Diantaranya menjadi sebuah ukiran ikan putri duyung yang tengah bersandar.

Selain itu, sebuah ukiran patung buaya dan wajah manusia serta tengkorak-tengkorak manusia, juga ia buat dari batu-batuan besar dengan hasil yang cukup bagus dan indah.

Tak hanya itu, ukiran dari batu-batuan besar yang saat ini sedang dikerjakan adalah membuat patung ular sanca sepanjang sekitar delapan meter.

Dengan dibantu kakaknya Arip, batu-batuan besar yang berhasil disulap menjadi ukiran-ukiran patung yang menarik perhatian warga setempat dan sekitarnya itu, ia kerjakan dengan waktu 10 hari.

"Saya mengubah bentuk batu-batuan besar menjadi ukiran-ukiran patung ini, hanya iseng-iseng saya sama kakak saya saja saat sore sampai malam hari," ujar Komarudin, Sabtu 12 Oktober 2019.

Meskipun hanya iseng lanjut Komarudin, ukiran-ukiran patung yang sudah ia buat bersama kakaknya itu, setidaknya bisa untuk kenang-kenangan yang akan datang.

"Misal musim hujan sudah mulai tiba dan sungai pemali ini, airnya sudah mulai cukup meluap, ukiran-ukiran patung ini, bisa jadi akan hilang. Tapi, jika ternyata masih ada, setidaknya bisa untuk kenang-kenangan di masa yang akan datang," harap dia.

Menurut pria yang sudah berkeluarga dan di karuniai dua orang anak ini, juga cukup banyak jumlahnya ukiran patung dari batu-batuan sungai pemali yang telah ia buat dan ditempatkan di kediamannya.

Dia menceritakan, sungai pemali di bawah jembatan yang masuk wilayah perbatasan Desa Rengaspendawa dan Wanacala yang sudah mulai mengering dan nampak batu-batuan besar ini, ternyata ditemukan sumber mata air yang sangat jernih.

Sumber mata air yang sangat jernih itu, disebut warga setempat adalah 'teluk banyu benging'. Oleh warga setempat, air tersebut selain digunakan untuk kebutuhan air minum sehari-hari juga digunakan untuk mandi.

"Enggak tau kalau pas musim hujan tiba dan air sungainya meluap, sumber mata air yang sangat jernih itu, akan hilang atau tidak. Mudah-mudahan sih masih ada, sehingga bisa bermanfaat," ucap dia.

Selain penemuan sumber mata air jernih, lanjut dia, pihaknya bersama warga setempat dan sekitar juga banyak menemukan kepingan-kepingan uang kuno yang ada di sungai pemali tersebut.

Tak hanya itu, banyak peluru dan jimat peninggalan jaman Belanda, juga ditemukan warga di sekitar sungai pemali ini.

"Konon menurut cerita di bawah jembatan sungai pemali ini, tempatnya pembataian oleh jaman Belanda. Makanya, banyak kepingan uang kuno dan peluru serta jimat yang ditemukan warga setempat dan sekitarnya. Itu semuanya disimpan oleh masing-masing warga yang menemukan," paparnya.


 
Belum ada komentar untuk ditampilkan pada artikel ini.

Komentar Berita