Rabu, 20/02/2019, 14:09:23
Jembatan Darurat Belum Jadi
Warga Terpaksa Seberangi Sungai dan Gunakan Tangga Darurat
LAPORAN ZAENAL MUTTAQIEN

Seorang wanita setengah baya dengan sangat hati-hati berjalan ngesot menuruni anak tangga dan menyeberangi sungai untuk kembali ke rumahnya di desa Plompong (Foto: Zaenal Muttaqin)

PanturaNews (Brebes) - Seorang wanita setengah baya berjalan ngesot menuruni tangga darurat di jembatan Plompong, Desa Plompong Kecamatan Sirampog, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah. Wanita yang tak muda lagi itu nampak hati-hati sekali menuruni anak tangga yang terbuat dari bambu yang diikat dengan kawat pada sandaran yang juga terbuat dari bambu.

"Begini setiap hari pulang pergi lewat tangga, takut jatuh sebenarnya makanya saya sambil ngesot karena ga kuat kalau berdiri," kata seorang wanita berumur 60 yang malu menyebutkan namanya, kepada PanturaNews.Com, Rabu 20 Februari 2019.

Wanita itu bukan satu-satunya masih banyak lainnya yang juga harus melakukan itu ketika harus melewati jembatan Plompong yang putus diterjang arus deras sungai beberapa waktu lalu. Warga Plompong setiap hari harus turus turun menyeberangi sungai dan menaiki anak tangga ketika akan pergi keluar desa untuk suatu keperluan atau bahkan untuk melakukan aktivitas ekonomi.

"Setiap hari sejak jembatan putus, jalan menyeberangi sungai dan naik tangga setinggi 15 meter," kata Wafi (45), seorang tukang ojek yang mangkal di dekat lokasi jembatan Plompong.

Perlu diketahui, sejak jembatan Plompong yang melintang sepanjang 90 meter di atas Sungai Keruh putus sebulan lalu. Hingga kini pembuatan jembatan darurat belum selesai, meski sebelumnya diperkirakan maksimal 30 hari.

Di lokasi nampak beberapa pekerja tengah melakukan pekerjaan pemasangan batu menyelimuti pondasi jembatan. Pekerjaan dilakukan untuk penopang bentangan jembatan darurat. Sebuah alat berat jenis beckho juga namak tengah dioperasikan untuk mengarahkan alur sungai dan menggali pondasi darurat.

Sebelumnya, Bupati Brebes Hj Idza Priyanti sebelumnya menjanjikan untuk penangan darurat jembatan Plompong maksimal 30 hari. Jembatan Plompong kebutuhan vital bagi warga Plompong meski ada jalur alternatif namun harus memutar dan jaraknya lima kali lipat.

"Warga mengalami kesulitan dengan putusnya jembatan Plompong ini, sehingga akn kita upayakan secepatnya," kantanya Bupati Idza saat meninjau ke lokasi beberapa waktu lalu.

Direncanakan menggunakan kontruksi jembatan bailey untuk penanganan darurat, sampai dilakukan pembanguna jembatan baru yang lebih permanen.

Kabid Bina Marga DPU Kabuapten Brebes, Dani Asmoro kepada awak media mengatakan, jembatan darurat masih dalam proses pengerjaan. Ditargetkan dalam sepekan jembatan darurat akan rampung.

"Targetnya seminggu bisa selesai dan digunakan oleh warga, semoga cuacanya juga baik dan tidak menghambat proses pengerjaan," katanya.

Perlu diketahui pula, ribuan warga Desa Plompong mengalami kuslitan transportasi akibat putusnya jembatan Plompong. Untuk menuju ke pusat pemerintahan kecamatan warga harus memutar arah berkali lipat dan membutuhkan ongkos yang berlipat pula.

Kesulitan warga semakin menjadi-jadi ketika jalan utama di Dukuh Cirendo desa tersebut juga amblas karena longsor pada Minggu 17 Februari 2019 lalu. Badan jalan longsor sepanjang 20 meter dan hanya tersisa sekitar satu meter, sehingga tidak dapat dilintasi kendaraan roda empat.


 
Belum ada komentar untuk ditampilkan pada artikel ini.

Komentar Berita