Rabu, 21/02/2018, 04:41:27
Blusukan ke Pasar, Heru Kangen Jajanan Tradisional
LAPORAN JOHARI & SL. GAHARU

Herujito membeli jajanan jolang dan langsung memakanya saat blusukan di pasar Krandon (Foto: Gaharu)

PanturaNews (Tegal) - Masa kampanye hari ketiga, pasangan calon Walikota dan Wakil Walikota Tegal Nomot 5 yang diusung PDI Perjuangan, Herujito - Sugono (Heru-Gono), blusukan ke Pasar Krandon dan Pasar Sumurpanggang, Kecamatan Margadana, Kota Tegal, Jawa Tengah, Rabu 21 Februari 2018.

Dipasar Krandon, Kelurahan Krandong, Kecamatan Margadana, Herujito yang didampingi Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Tegal, H Edy Suripno SH,MH dan Sekretaris DPC PDI Perjuangan Kota Tegal, Sutari SH,MH serta puluhan kader mencicipi Jolang dan Ongol-ongol yang dijual Bu Trasipah.

“Ini jajanan waktu saya masih kecil, kangen saya dengan jajanan seperti ini,” kata Herujito yang dilahirkan di Kelurahan Slerok, Kecamatan Tegal Timur, Kota Tegal. Herujito adalah lulusan SDN Kejambon, SMP Negeri 1 Tegal dan SMA Al Irsyad Kota Tegal.

Kedatangan Heru-Gono disambut hangat oleh pedagang Pasar Krandon dan Pasar Sumurpanggang, yang ingin melihat secara langsung Calon Walikota dan Wakil Walikota Tegal Nomor 5. Pasalnya selama ini, mereka hanya melihat fotonya dari spanduk-spanduk yang dipasang di jalanan.

“Ternyata masih muda dan ganteng juga calon walikotanya,” ujar sejumlah pedagang yang langsung minta foto bareng dan minta dagangannya dibeli.

Kasmuja (57) warga Kelurahan Debong Lor, pedangan pisang Lampung yang sudah 2 tahun dagang di Pasar Krandon, mengeluhkan soal banjir. “Kemarin Pasar Krandong kena dampak banjir setinggi lutut orang dewasa, saya minta pemerintah mencarikan solusi agar Pasar Krandon tidak banjir,” kata Kasmuja.

Hal yang sama juga dikeluhkan Ahmad (30), warga Kelurahan Kalinyamat Wetan, pedaganga pakaian di Pasar Krandon. Ahmad mengaku saat terjadi banjir tidak bisa dagang, karena lapaknya terendam air setinggi lutut.

“Waktu banjir kemarin saya tidak dagang, karena lapaknya kebanjiran. Kalau dagang juga belum tentu ada yang beli, karena warga Krandon dan sekitarnya rumahnya kebanjiran, pastinya pada sibuk mengungsi,” ujar Ahmad. 

Menanggapi keluhan itu, Herujito mengatakan banjir yang terjadi kemarin 12 Februari 2018, bukan karena kondisi pasar yang kurang tinggi melainkan karena curah hujan yang cukup tinggi, sehingga tanggul sungai Kali Kemiri tidak mampu untuk menahan luapan air.

“Yang harus dibenahi tanggul sungainya. Kedepan bagaimana caranya air sungai Kali Kemiri tidak tumpah ke pemukiman,“ ujar Heru sambil mencicipi manisnya pisang Lampung.

Sementara pedagang Pasar Sumungpanggang, tidak banyak mengeluh hanya mereka rata-rata minta penambahan modal. “Keluhan saya cuma minta penambahan modal, kalau kondisi pasar sih masih lumayan,” ujar Wasri, pedagang sembako.

Usai blusukan di Pasar Krandon dan Pasar Sumurpangang, Heru-Gono menyanggongi rumah produksi pembuatan pakan itik, milik Toyo (43) di Jalan Raya Mataram, Kelurahan Pesurungan Lor, Kecamatan Margadana, Kota Tegal. Toyo mengeluhkan soal sulitnya mendapatkan bahan baku yakni limbah fillet, karena dampak dari pelarangan Kapal Cantrang.

“Mudah-mudahan setelah Cantrang diijinkan melaut lagi, kami tidak kesulitan mencari bahan baku,” tandas Toyo.


 
Belum ada komentar untuk ditampilkan pada artikel ini.

Komentar Berita